LASKEN : 37

32.5K 3.8K 29
                                    

"Kok lama?"

Baru saja Laska memasuki rumahnya, tiba-tiba Ayden yang entah sejak kapan berada di sana langsung menghujani lelaki mungilnya itu dengan beberapa pertanyaan.

"Tadi sekalian nganter Joe pulang." Laska menjawab.

"si Beben ke mana?"

"Ke kampus buat ngurus beberapa berkas pendaftaran."

Ayden ber oh ria dan tanpa aba-aba lelaki itu memeluk Laska hingga membuat si mungil tersentak sebelum berusaha melepaskan pelukan itu. "Apa-apaan sih! Ntar ada yang liat bangsat." Laska mengeluarkan umpatannya di akhir kalimat.

"Kangeeeen."

Bulu kuduk Laska berdiri. Perasaan geli sekaligus merinding menguar dari dalam dirinya saat mendengar nada aegyo dari calon suaminya. Kenapa Ayden jadi semenggelikan ini sekarang?

Setelah pelukannya terlepas, Laska sontak memandang tajam ke arah Ayden. "Ngapain lo ke sini?"

Alis Ayden terangkat. Raut wajahnya berubah tanpa ekspresi. "A.k.u k.a.m.u!"

Mendengar nada penekanan itu, Laska langsung memperbaiki typo nya barusan.

"Nggak mau liat lokasi pernikahan kita?" tanya Ayden lagi.

Laska baru sadar jika selama ini dia belum tau di mana pernikahannya akan dilaksanakan. Sesuai dengan keinginannya dulu, di area hutan pinus menjadi lokasi utama pemberkatan pernikahan mereka.

Sebelumnya memang terjadi sedikit perselisihan antara dirinya, Ayden dan Amara. Ayden menginginkan pernikahan mereka dilaksanakan di gereja terbesar di kota mereka, sedangkan Amara menginginkan pernikahan putra tunggalnya itu dilaksanakan di Hawai, karena Amara ingin putranya menikah di tempat yang sama persis seperti pernikahan dirinya dan suaminya. Setelah berdebat cukup panjang, akhirnya keinginan Laska lah yang akhirnya menang.

"Mau. Kamu mau ngajak aku ke sana?"

Ayden mengangguk sekilas.

"Aku pamit sama mam-"

"Mereka udah di sana," potong Ayden cepat.

"Oh, kuylah!" Laska langsung menarik tangan Ayden menuju mobil calon suaminya itu yang baru ia sadari sudah terparkir di halaman rumah.

++

Laska tidak bisa menyembunyikan ekspresi takjubnya saat melihat lokasi yang akan menjadi saksi bisu pernikahannya nanti. Lelaki itu menoleh ke arah Ayden yang sedang mengobrol sesuatu dengan Langit, papa serta papinya. Senyuman kecil terbit di bibirnya saat melihat betapa sempurnanya calon suaminya itu. "Ganteng." Laska membatin di sela senyumannya.

"Laskaa, sini sayang!"

Laska sontak mengalihkan pandangannya dan menatap Amara yang baru saja memanggilnya dari kejauhan sambil melambaikan tangannya ke arah calon menantunya. Lelaki itu lantas melangkahkan kakinya menuju perkumpulan buibu itu.

"Gimana konsepnya?" tanya Amara sembari menatap wajah Laska antusias, begitupun dengan reaksi yang ditunjukkan Mina dan Rashi.

Laska mengedarkan pandangannya; meneliti sekelilingnya kemudian tersenyum kecil. "Bagus banget. Laska suka."

"Kalo sama aku, suka ngga?"

Ayden yang entah sejak kapan berada di belakang Laska langsung merangkul lelaki mungil itu tak lupa mencium kecil rahang calon istrinya.

LASKEN [✓]Where stories live. Discover now