LASKEN : 29

31.4K 4.4K 445
                                    

°Makasih yang dah follow. Lope sekebon sistaa^•

"AKHIRNYAA!" Mina keluar dari kelas sambil berteriak lega. Mendengar teriakan dari kakak iparnya sedikit membuat Laska tersentak. Perempuan berperut buncit itu lalu berlari kecil menuju Laska yang sedang nongkrong bersama Arion, Vano, Beben serta Joe.

Ah, perihal Joe, Laska sebenarnya sudah melupakan masalah yang dulu menimpa mereka berdua hanya saja terkadang Joe lah yang masih terlihat canggung, berbeda dengan Laska yang tampak biasa saja.

"Lagi hamil buk inget! Ga takut apa ntar gegara lo lari, anak lo jatuh gelinding di lantai."

Mina reflek menyelepet bibir Arion dengan papan ujiannya. "Heh itu mulut!"

Setelah puas memaki Arion, Mina langsung menempatkan dirinya di samping Laska yang sedang khusyuk menyantap batagor favoritnya.

"Mau?" tawar Laska saat menyadari tatapan Mina yang mupeng.

Mina menggeleng.

Saat sedang mengobrol seru tiba-tiba Laska merasa pundaknya dicolek seseorang dan membuatnya reflek menoleh.

"Permisi kak," kata lelaki yang mencolek pundak Laska.

Laska sontak mendengus saat melihat siapa yang mencoleknya.

"Iya kenapa?" Mina bertanya.

Lelaki bernama Lian itu kemudian menatap satu persatu kakak kelasnya yang duduk di sana sebelum kembali menatap wajah Laska.

"Kak Laska bisa minta waktunya sebentar?" Lian berkata to the point.

Mendengar nama Laska disebut tentu saja membuat orang-orang di sana mengalihkan pandangan mereka; menatap Laska.

Laska menunjuk dirinya. "Gue?"

Lian mengangguk.

"Sebentar aja kak! Lian pengen ngomong sesuatu."

Beben yang memang duduk di sebelah Laska langsung mendorong tubuh mungil temannya. "Udah sana!"

"Ngomong paan sih?" ketus Laska sambil melempar bungkus batagor yang sudah kosong ke dalam tong sampah.

"Nanti kakak tau sendiri," jawab Lian sambil tersenyum.

Dengan terpaksa Laska kemudian mengangkat bokongnya dan berjalan mengikuti Lian yang entah akan membawanya ke mana.

"Anjir kok gue penasaran ya," ujar Mina dengan menggebu-gebu.

"Jangan-jangan Laska mau ditembak lagi."

"Yakali bego! Laska tuh uke dan cowok yang tadi juga dilihat dari perawakannya seratus persen pasti uke."

"Mungkin aja mereka mau ngelesbi."

Jawaban ngawur Joe itu tentu mengundang delikan geli dari Arion, Vano, Mina dan juga Beben.




Di sepanjang koridor, Laska tak hentinya menggerutu sebal. "Heh bocah! Lo mau bawa gue ke mana sih?" tanya Laska ketus. Nada suaranya bertambah ketus apalagi saat ingat jika lelaki di depannya itu yang membuat hubungannya dengan Ayden bertambah kacau.

Langkah Lian tiba-tiba berhenti di depan gudang. Melihat itu tentu membuat Laska sudah berpikir yang macam-macam apalagi saat dia ingat jika area yang sekarang dipijaknya itu sangat jarang tersentuh oleh para penghuni sekolah.

"Ngapain lo bawa gue ke sini?" Laska bertanya. "Jangan berani lo bertindak macem-macem ya, gini-gini gue bisa nonjok orang sampe sekarat."

Mendengar itu membuat Lian tertawa kecil.

"Masuk kak!" Lian membuka pintu gudang.

Laska tentu saja menggeleng.

"Ada kak Ayden di dalem. Dia mau minta maaf ke kakak."

Mendengar nama Ayden disebut tentu saja membuat telinga lelaki itu berdiri tegak. Ayden minta maaf? Tanpa pikir panjang dia langsung masuk begitu saja ke dalam gudang dengan diikuti Lian yang sebelumnya sudah memastikan keadaan sekitar yang memang benar-benar sepi.

++

"Udah Van! Anjir bisa-bisanya." Mina masih tertawa ngakak saat mendengar bagaimana Vano menceritakan aib memalukan Arion yang sekarang sedang merengut kesal. Begitupun dengan Beben yang juga ikut tertawa sambil menggaplok lengan Rion berulang kali.

"Sayanggg." Arion menatap Vano dengan raut sebal. Vano yang pengertian pun lalu mengelus pipi pacarnya beberapa kali sebelum mengecupnya.

Melihat pemandangan itu tentu membuat Mina dan Beben gerah.

"Si Joe lama banget dah ke toiletnya," keluh Beben sambil menatap ke sekeliling.

"Untung ga iri!"

"Ya jelas bego lo kagak iri, lah elo mah udah nikah plus bunting lagi. Jadi apa yang harus lo iriin?" sinis Beben yang malah berubah pundung tanpa sebab dan berakhir mereka berdua kembali berdebat.

"Ayden!" panggil Vano saat melihat lelaki itu baru keluar kelas. Ayden yang merasa terpanggil pun menoleh dan melangkah menuju keempat orang itu.

"Oy." Ayden membalas seperti biasa.

Ayden terlihat mengamati satu persatu orang di sana sebelum dia sadar jika Laska yang selalu satu paket bersama orang-orang itu tidak terlihat wujudnya.

"Joe ke mana?" Persetan dengan mulut Ayden yang malah menyebut nama Joe bukan Laska. Mendengar nama pacarnya disebut membuat Beben menatap Ayden.

"Kenapa lo nanyain pacar gue?" Beben bertanya.

Ayden tampak salah tingkah. "Goblok banget mulut gue!"

"Sori, maksud gue Laska ke mana?"

"Kenapa lo nanyain ipar gue?" Mina menjawab dengan ketus.

"Gapapa sih cuma nanya doang."

Joe melambatkan langkah kakinya saat merasa aura-aura tak nyaman yang berasal dari orang-orang di depannya.

"Kamu lama banget sih!?" Beben berteriak kesal saat menyadari Joe baru kembali.

Fyi, Beben is uke sedangkan Joe is seme.

Dan kenyataan itu sebenarnya belum bisa diterima oleh orang-orang terdekat mereka. Apalagi mengingat jika Joe dulunya uke. Bagaimana bisa mantan uke menjadi seme. Walaupun dulu Laska sempat berpikir jika tidak ada istilah semeuke di antara Joe dan Beben alias mereka bergantian.

Sebelum Ayden kembali berbicara tiba-tiba dari arah koridor ujung terdengar suara teriakan yang membuat kelima orang itu terutama Ayden tanpa berpikir panjang langsung berlari.


"LASKA NONJOK ORANG WOI DI GUDANG!"

++





LASKEN [✓]Where stories live. Discover now