LASKEN : 19

33.7K 4.6K 173
                                    

"Las, gue balik duluan ya sama Mina."

Laska mengangguk sebagai jawaban. Setelah melihat Beben dan Mina hilang di balik pintu barulah dia melanjutkan memasukkan buku-buku serta alat tulisnya ke dalam tas.

"Panas banget jir," keluh Laska saat melangkah di sepanjang koridor sekolah. Sesekali lelaki itu mengipasi wajahnya dengan kedua tangannya. Saat menuruni anak tangga, Laska merasa jika di belakangnya seperti ada yang mengikutinya, tetapi langsung ia enyahkan, dia berpikir mungkin itu siswa lain yang kebetulan juga ingin ke parkiran seperti dirinya.

Belum sempat dia menginjak anak tangga terakhir, tiba-tiba dari arah belakang ada yang sengaja mendorongnya hingga membuat Laska jatuh telungkup di lantai. Dia berdesis kesakitan saat keningnya menghantam lantai keramik.

"ANJING LO JOE, MAU LO APA HAH?" Laska langsung berteriak sambil memegang keningnya yang memerah.

Melihat itu Joe sedikit mendengus sebal. "Sialan! Kalo gue dorongnya dari atas tadi kemungkinan luka si bangsat ini pasti lebih parah." Joe membatin.

"Reflek gue." Joe berjalan mendekati Laska. "Sorry, lont-"

Mata Laska sontak membulat. Secara reflek dia langsung menarik tas di punggung Joe hingga si empunya mundur beberapa langkah.

"Maksud lo apaan ngomong barusan?" geram Laska dan kini beralih mencengkram kerah baju Joe.

"Ngomong lont-?" tanya Joe dengan raut wajah minta ditendang. "Kok ngamok sih? Kan emang bener kenyataannya kalo lo itu lont-."

BUGH!

Laska mendaratkan sebuah pukulan mentah ke wajah Joe. Dapat dilihat karena pukulan itu, sudut bibir Joe kini sobek dan mengeluarkan darah.

"LO SEBENERNYA PUNYA MASALAH APA SIH SAMA GUE?!" Laska kembali mendaratkan satu pukulan hingga tangannya tiba-tiba ditahan oleh seseorang.

Laska menoleh. "Didik pacar lo, bilangin ke dia kalo punya mulut selain dipake buat nyepong, juga digunain buat ngomong yang bener!" Laska ngegas sambil menatap wajah Ayden tajam.

"Bajingan!" Joe membalas dan memukul wajah Laska sebelum Ayden reflek mendorong tubuh lelaki itu dan kini, wajahnya lah yang harus menerima bogeman mentah dari Joe.

Ayden sedikitpun tidak meringis dan malah balik memandang Joe dengan datar.

Joe yang salah sasaran lantas mendekati pacarnya. "Kamu kenapa dorong dia?" Joe menunjuk ke arah Laska.

"Harusnya gue yang nanya, lo kenapa nyari masalah sama Laska?!"

Joe terdiam. Matanya kini beralih memandang Laska yang juga balik menatapnya.

"Apa alasan lo macarin gue, Ayden?" Joe kembali menatap Ayden. Dia sengaja merubah kata dari aku-kamu menjadi gue-lo, untuk menekankan jika pertanyaannya kali ini sangat serius.

Ayden masih mematung. Sorot matanya berubah tak bisa diartikan tetapi mulutnya masih membisu.

"Jawab gue atau gue tonjok muka Laska!" ancam Joe.

Laska reflek melotot. "Ken--"

"DIEM LO BANGSAT! GUE GA NANYA SAMA ELO."

Laska kembali mengatupkan bibirnya. Harusnya dia segera pergi dari sana tetapi entahlah kakinya terasa berat untuk digerakkan.

"Ayden, ancaman gue tadi masih berlaku." Joe melirik sekilas ke arah Laska. Laska yang melihat itu nyalinya sedikit menciut. Hei, dia sudah lama tidak bertengkar dan adu otot, setelah insiden pemukulan yang dilakukan Ayden ke dia, hal itu seperti membawa kehidupan baru untuknya, cukup funny.

"Oh jadi lo lebih milih muka Laska babak belur lagi?" Joe perlahan melangkah ke arah Laska.

Laska reflek memejamkan matanya saat melihat tangan Joe perlahan terkepal. Dia menjadi sangat bodoh sekarang, bukannya menghindar malah mematung di tempat dengan mata terpejam.

"Karena gue tertarik sama elo," jawab Ayden akhirnya.

Kepalan tangan Joe menggantung di udara.

"Sifat lo yang bikin gue akhirnya luluh dan mau ngelirik ke arah elo, tapi itu dulu! Sifat lo sekarang itu cukup buat gue jijik entah kenapa. Lo beda Joe!" jelas Ayden. Sepertinya mulut berbisa Laska kini beralih ke Ayden.

"Apa lo bilang?! Jijik?" Joe menatap penuh amarah ke Ayden. "Jadi selama ini lo nggak pernah punya perasaan lebih dari tertarik untuk gue?"

Ayden menggeleng mantap.

"Lo jadiin gue alat buat manas-manasin Laska?"

Ayden kembali menggeleng.

Perasaan Joe sekarang campur aduk. Dia kembali mendekati Ayden lalu memegang wajah lelaki itu. "Persetan dengan alasan lo, tapi lo tau kan kalo perasaan gue ke elo itu tulus? Bahkan lebih tulus dari perasaan lo ke dia." Joe menunjuk Laska.

"Lo tau apa tentang perasaan gue ke Laska?"

Joe kemudian berdecih. "Lo pikir selama ini gue nggak tau tentang rencana lo buat bikin Laska balik jatuh cinta ke elo, terus pas kejadian itu tiba lo pengen jebol si Laska dan setelahnya langsung lo tinggalin?!" Joe lantas tersenyum dengan sangat manis. "Kuping gue di mana-mana sayang asal lo tau."

Di tempatnya berdiri, Laska merasa telinganya sontak berdengung. Pijakan kakinya terasa melemas apalagi saat mata bobanya menangkap gestur tubuh Ayden yang menegang; seolah kaget karena rahasia besarnya terbongkar.

Dengan diselimuti amarah, Laska berlari dan langsung membogem wajah Ayden berulang kali. "BANGSAT LO ANJING!"

"BRENGSEK BAJINGAN!!!" Laska terus melayangkan bogeman sebelum Arion yang dari tadi menonton, langsung turun tangan dan menahan tubuh Laska.

"Lo salah paham, Laska! Ayden ngga-"

"SHUT UP!" Laska menarik tubuhnya dengan kasar lalu menatap Rion dan balik menatap Ayden.

"Ayden-"

++





LASKEN [✓]Where stories live. Discover now