LASKEN : 1

75.5K 7.2K 663
                                    

"Mi, Laska berangkat sekolah dulu." Laska menyalami tangan sang mami lalu berjalan menuju motornya.

Saat dia akan memasang helm tiba-tiba pintu pagar rumahnya terbuka dan terlihat sesosok lelaki yang kini menatapnya sambil tersenyum manis.

Melihat orang itu, Laska tidak bisa untuk tidak mendengus kesal. "Ngapain lo?" tanya Laska yang terdengar sangat ketus.

Mendengar suara ribu-ribut di luar tentu saja membuat Rashi, mami Laska, penasaran. Wanita itu lantas berjalan keluar rumah dan Rashi tidak bisa untuk menyembunyikan senyumannya saat melihat Ayden, anak dari tetangga barunya, yang baru pindah sekitar empat bulan yang lalu.

"Eh, Ayden? Tumben belum berangkat?" sapa Rashi sambil memegang selang air. Wanita itu sekalian ingin menyiram tanamannya.

"Iya tante. Emang sengaja berangkat sedikit telat soalnya mau nebeng sama Laska," jawab Ayden dengan watadosnya.

Mendengar ucapan itu, mata boba Laska langsung melotot. Hah? Nebeng?

"Apa-apaan lo! Mau nebeng? Nggak. Lo kan punya motor sendiri terus ngapain mau nebeng ke gue. Gak ada tebeng-tebengan." Laska segera menghidupkan motornya dan membunyikan klakson saat Ayden belum juga beranjak pergi di tengah pintu pagar. "Minggir!" Laska sontak berteriak dan melupakan sosok maminya yang masih berada di dekatnya.

Dengan raut jengkel, Rashi langsung mengarahkan selang air yang dipegangnya ke arah ban motor Laska. "Gak sopan ya kamu teriak-teriak di deket mami. Mau mami semprot pake ini!?"

"Mami! Celana Laska basah." Laska segera turun dari motornya dan melihat celana bawahnya yang sudah basah keciprat air dari selang yang dipegang Rashi.

"Gausah drama! Basah cuma sedikit kok." Rashi mengibaskan tangannya. "Udah sana berangkat sama Ayden! Keburu telat."

Laska menatap maminya tak percaya. "Mami beneran nyuruh Laska berangkat bareng dia?!" Pemuda itu berkata sambil menunjuk Ayden yang masih berdiri tegap di tempatnya.

"HEH! Dia yang kamu maksud itu punya nama. Sana berangkat! Atau kamu mau mami semprot lagi?"

Sambil menggerutu, Laska kembali menaiki motornya lalu menatap Ayden yang berjalan kearahnya. Pandangan Laska tertuju pada helm yang entah sejak kapan dipegang Ayden. Ternyata cowok itu memang sudah prepare untuk menebeng dengannya.

Mata boba Laska kembali melotot saat merasa ada tangan yang melingkari pinggangnya. Dia menunduk dan melihat tangan milik si pedo alias Ayden kini malah mulai merambat naik.

"Ini tangan bisa dikendaliin kagak?! Kalo misal kagak bisa mending lo sekolah jalan aja."

Ayden langsung melepaskan pelukannya. "Ga sengaja gue."

"Mata lo ga sengaja." Laska segera menghidupkan mesin motornya dan melajukannya keluar dari halaman rumah.

Rashi yang melihat itu hanya tertawa kecil.

Huh, akhirnya putra bungsunya kini memiliki teman. Ya walaupun hubungan pertemanan mereka yang bisa dibilang tidak bagus.

++

"Cieeeee, Laska berangkat bareng gebetan."

"Gebetan congor lo!" ketus Laska kepada salah satu teman perempuannya.

Laska segera duduk di bangkunya dengan diikuti Ayden.

Hah, Ayden? Iya. Jadi selain sebagai tetangga, Ayden juga teman sekelasnya dan duduk satu bangku juga dengannya.

Kesialan apa ini, Tuhan. Keluh Laska saat itu dan mungkin sampai saat ini?

"Lo udah PR bahasa indonesia?" tanya Ayden.

Laska mengangguk singkat. Dirinya kini sedang membalas chat dari salah satu degemnya.

Sudut bibir Laska sedikit tertarik saat memandangi foto profil adik kelas sekaligus degemnya yang kawaii nya kebangetan.

"Las."

"Laska."

"Ka."

"Sayang."

"Cieeeeeeeee!"

Tubuh Laska sedikit terlonjak saat mendengar teriakan barusan. Tidak! Bukan hanya teriakan tetapi juga ucapan yang memancing teriakan itu. Sayang?

"Maksud lo apa HAH manggil gue sayang?!" Laska menatap tak terima ke Ayden. Sedangkan cowok dominan itu merespon dengan santai.

"Abisnya dari tadi gue panggilin nggak nyaut-nyaut. Jadi jangan salahin gue."

"FUCEK LO!" Laska bergegas keluar dari sana sambil mengacungkan jari tengahnya ke arah Ayden.

Sialan. Pagi cerahnya kini harus ternodai oleh kelakuan si pedo Ayden.

Daripada semakin emosi lebih baik Laska menemui salah satu degemnya yang barusan bertukar pesan dengannya.

"Oh si kawaii." batin Laska berteriak saat melihat degemnya yang sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum, memperlihatkan gingsulnya yang makin menambah kesan manis.

"Halo kak!" sapa cewek keturunan Jepang itu kepada Laska.

Jepang gais. Mwhehehe

"Hai... Kimmy?"

Cewek bernama Kimmy itu mengangguk.

Saat Laska kembali ingin membuka suara tiba-tiba bel masuk berbunyi nyaring.

"Yah, udah masuk kak." Wajah kawaii Kimmy terlihat cemberut.

"Pengen gue remes anjir pipinya." Laska menatap betapa chubby nya pipi degemnya itu.

"Lanjut istirahat aja," ucap Laska. "Nanti kamu jangan kemana-mana. Tunggu di kelas! Nanti kakak samperin ke kelas kamu. Okey?"

Kimmy mengangguk antusias. "Aku ke kelas dulu kak. Paipai~"

Setelah Kimmy berbalik pergi, Laska sudah tidak bisa menahan kegemoyan ini. Rasanya dia ingin berteriak seperti wanita yang bertemu idolanya.

"Gue liat si Laska sama Kimmy kok kayak ngelesbi ya. Padahal mereka kan cowok-cewek."

"Nggak cuma lo doang kok. Gue juga ngerasanya mereka lesbi."

"Kalo gue jadi si Kimmy, udah gue semein tuh si Laska."

Laska melirik sinis ke arah perempuan-perempuan di sekitarnya.

Merasa gibahan mereka di dengar oleh si korban, para perempuan itu langsung bubar meninggalkan Laska yang wajahnya kini berubah kesal.

"Dasar cewek aneh! Pas gue deket sama cewek dikira lesbi sedangkan sama si pedo, malah pada jejeritan kayak orang kurang obat." Laska kembali memasuki kelasnya sambil menggerutu.

++








LASKEN [✓]Where stories live. Discover now