LASKEN : 32

31.7K 4.2K 32
                                    

"Ditembak kagak?" Langit sontak bertanya saat melihat adiknya berjalan melewati ruang tamu.

"Ya kagak lah buktinya gue masih hidup."

"Hah gimana-gimana?" Raut wajah Mina berubah bingung. Hingga beberapa detik kemudian perempuan itu mendengus. "Bego!"

"Mulutnyaa!" tegur Langit kepada istrinya.

Mina hanya melirik sekilas dan kembali pada majalah fashion milik mami mertuanya.

Merasa mager untuk berjalan ke kamarnya, Laska pun menjatuhkan tubuhnya tepat di samping kakaknya. Genggaman tangan Laska terbuka dan memperlihatkan sebuah gantungan kunci yang terlihat sedikit kuno, tetapi walaupun begitu sesuatu itu malah membuat Laska senyam-senyum tak jelas.

"Apaan nih?" Laska lalu menjauhkan benda itu dari Langit.

"Dih pelit!" Langit yang terlanjur penasaran pun berusaha meraih tangan adiknya yang menggenggam sesuatu.

"MAMII PAPII!" Laska sontak berteriak saat tubuh besar kakaknya menimpa tubuhnya hingga membuatnya jatuh bergulingan di lantai.

Rashi yang sedang membuat teh lemon untuk suaminya hanya mengintip sekilas dan menggelengkan kepalanya saat melihat keabsurdan kedua anaknya.

"Teriak aja teross! Jangan salahin gue kalo nanti ni majalah gue lempar ke kepala kalian berdua." Mina berancang-ancang ingin melempar majalah di tangannya.

"Udah ah kalian berdua jangan kayak anak kecil gitu," tegur Rashi di sela langkah kakinya.

Merasa pergerakan Laska lengah, Langit langsung membuka paksa genggaman tangan adiknya dan benda itu pun kini beralih ada di tangannya.

"Gantungan konci?" Langit membolak-membalik benda itu berulang kali dan wujudnya pun masih tetap sama.

"Yaelah timbang gantungan kunci doang sampe gujeran kayak mau gulat ae."

Langit menggeleng seolah tidak menyetujui ucapan istrinya itu. "Ini gantungan bukan sembarang gantungan." Langit lalu mengangkat gantungan itu.

"Maksud kamu?" Mina bertanya penasaran.

Sebelum Langit menjawab, Laska sudah lebih dulu kembali merampas benda itu dari tangan Langit lalu dia berlari masuk ke dalam kamarnya.

"Nih!"

Laska mengerutkan keningnya saat Ayden mengulurkan sebuah gantungan kunci yang sedikit kuno kepadanya.

"Gantungan kunci? Buat apaan?" Walaupun begitu Laska tetap menerima benda itu sambil menatap heran lelaki didepannya.

"Buat pertanda kalo gue bener serius sama elo."

Laska mendelik sebal walau tak dapat dipungkiri wajahnya mulai memerah sambil bibirnya menyunggingkan senyum paling manis yang pernah Ayden lihat.

"Mau denger sesuatu?" tanya Ayden.

"Apaan?"

Ayden lalu meraih sebelah tangan Laska lalu menggenggamnya. "Gantungan kunci.... itu benda yang jadi saksi kisah cinta bokap dan nyokap gue dulu pas masih SMA."

"Papa sering cerita kalo dulu nyokap gue itu sifatnya sama kayak elo. Jual mahal, omongannya pedes, judes, galak, intinya ngejiplak banget sifat jelek lo."

"Terus hubungannya sama gantungan kunci apaan?" tanya Laska penasaran.

Ayden tersenyum kecil. "Bokap gue ngejauh pas ngerasa kalo perjuangannya buat dapetin nyokap gue akan berakhir sia-sia... tapi pas bokap gue mulai bersikap asing ke nyokap gue, tiba-tiba nyokap gue dateng nyamperin bokap gue sambil ngasih itu." Ayden menunjuk gantungan kunci yang ada di tangan Laska.

Ayden kembali menjelaskan dengan panjang lebar dan sukses membuat Laska tersenyum kecil karena merasa terbawa perasaan saat mengingat betapa uniknya kisah cinta Tante Amara dan suaminya; orang tua Ayden.

"Jadi, alasan gue ngasih gantungan kunci itu ke elo adalah karena gue berharap kalo kisah kita bakal kayak kisah kedua orang tua gue, walaupun kita 'berbeda'."

Tubuh Laska terasa gemetar seketika saat mendengar pengakuan barusan.

"....Gue juga suka sama lo." Ayden berkata. "Sori kalo gue bales pernyataan lo telat."

"Dan gue juga minta maaf karena gue, lo harus nerima kejadian memalukan tadi."

Dengan mata memanas, Laska kemudian mengelus lengan dominan-nya. "Kenapa minta maaf?"

"Karena gue ngga sadar kalo ternyata Lian ngedeketin gue-"

"Please! Gausah dibahas lagi!" Laska menaruh telunjuknya di bibir Ayden. "Sekarang cuma ada lo dan gue. Inget! Lo dan gue, berdua! Ngga ada orang lain termasuk Lian."

++

Mendekati end.

LASKEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang