LASKEN : 23

33.2K 4.7K 234
                                    

"Lo inget kan tentang perbuataan lo waktu itu?"

"Luka di muka gue emang udah ilang dan ngga berbekas." Laska lalu menunjuk dada Ayden. "Tapi dengan begitu jangan lo kira kalo gue udah ngelupain semuanya."

"I know."

"Gue dari tadi ngomong panjang lebar dan lo cuma ngerespon 'i know?'." Laska terus berceloteh dan tanpa sadar hal itu membuat Ayden mati-matian menahan gemas. Lelaki bertindik itu tanpa sadar menggigit bibir bawahnya saat pandangannya menangkap bibir kemerahan Laska yang terkadang mengerucut lucu.

"Laska..."

Lelaki mungil itu menghentikan ocehannya dan menatap Ayden dengan tatapan bertanya.

Tanpa aba-aba, lelaki bertindik itu lantas menarik tubuh Laska dan langsung menempelkan bibirnya dengan bibir kenyal milik Laska. Ayden kalap! Lelaki itu langsung memperdalam ciumannya saat merasakan betapa kenyal dan memabukkannya bibir si mungil kesayangannya itu.

"LASKA KUNCI MOT--" Mata Beben sontak melotot saat melihat pemandangan di depannya.

Laska reflek mendorong tubuh Ayden menjauh dan saat menatap Beben, tanpa ia sadari rona merah kini mulai menghiasi kedua pipinya.

Berbeda dengan Ayden yang kini menatap kesal ke arah Beben. Rasanya lelaki itu ingin mengurung tubuh mungil Laska sekarang juga apalagi saat melihat bibir kenyal itu membengkak membuat otak Ayden mulai berproses yang aneh-aneh.

"Hehehe gue ganggu ya?" tanya Beben dengan raut wajah goblok.

"Ng-"

"Dah tau ngapain masih nanya?!" Ayden sengaja memotong ucapan Laska.

Laska yang merasa gemas pun lantas mencubit dada Ayden dari luar baju. Entah karena cubitannya yang terlalu energik atau baju Ayden yang sudah lapuk, karena cubitan itu dua kancing baju seragam Ayden langsung terlepas.

Laska reflek menggigit bibirnya dan menahan pekikan yang hampir saja keluar dari bibirnya. KARENA DEMI APAPUN! DIRINYA BARU TAHU JIKA AYDEN MEMILIKI TATO DI DADANYA. "Anj... Kemana aja gue selama ini. Kenapa gue baru ngeh kalo si bangsat ini hot juga ternyata." Batin Laska berteriak histeris.

"Sange lo?"

Itu bukan pertanyaan dari Ayden melainkan Beben. Dia pun sama terkejutnya saat melihat ukiran itu sedikit menyembul dari dada Ayden, tetapi tidak separah reaksi yang dikeluarkan Laska.

"Banget anjir," celetuk Laska tanpa sadar. Eh?

Laska reflek mundur beberapa langkah. Apa-apaan dia barusan?

"ANJING!" Beben langsung terbahak di muka pintu. Padahal tadi dia hanya asal bicara dan ajaibnya Laska malah menjawabnya dengan jujur.

Muka Laska memerah sempurna. Apalagi saat tanpa sengaja dia menatap Ayden yang sedang menyeringai ke arahnya, cukup membuat badan mungil Laska panas dingin.

Lelaki itu langsung meraih tasnya dan berlari keluar.

"Eh!? TUNGGUIN GUE WOY!" Sebelum menyusul Laska, Beben menatap Ayden sebentar.

"Berani juga lo buat tato padahal di sini itu sama aja pelanggaran."

Ayden mengedikkan bahunya acuh. Dia lalu membuka tasnya dan mengeluarkan hoodie lalu memakainya. Dia sengaja memang membawa hoodie karena sebelum berangkat sekolah tadi dia melihat ramalan cuaca yang menunjukkan pada siang ini akan terjadi hujan dengan intensitas sedang.

"Lo ngapain balik ke sini lagi tadi?" tanya Ayden dengan raut wajah yang masih terlihat kesal.

"Gue lupa kalo kunci motor gue ada di saku bajunya si Laska."

++

"HUWAAAAAA!"

Mina dan Rashi yang sedang mengobrol di ruang tamu langsung terlonjak kaget. Keduanya menatap Laska yang baru saja memasuki rumah sambil berteriak histeris.

"Mi, Laska kenapa?" Mina beralih menatap maminya yang sama bingungnya seperti dirinya.

Laska tak memperdulikan raut kebingungan mami dan sahab- kakak iparnya. Lelaki itu memilih untuk masuk ke kamar dan mengurung dirinya di dalam sana. Dia tidak tau perasaan apa ini. Perasaan yang ada di dalam dirinya ini terasa begitu dalam dan mampu membuat dadanya sesak saking penuhnya.

Laska bukan tipekal lelaki dingin yang tidak pernah menyukai seseorang. Beberapa kali dia bahkan pernah berpacaran, walaupun tidak pernah lebih dari tiga bulan.

"Gue gay?" tanya Laska tanpa sadar. Sungguh otak nya sekarang dipenuhi oleh Ayden, Ayden dan Ayden. Ciuman Ayden, tato di dada Ayden; yang baru ia ketahui dan segala sesuatu yang berbau Ayden.

Saat sedang asyik menikmati kejadian tadi di sekolah, ponselnya tiba-tiba berdenting. Laska lalu merogoh saku celana abu-abunya untuk mengambil ponsel dan melihat siapa yang mengirimnya pesan.

Ayden sat.
Bibir lo kenyal, enak lagi

"BANGSAT!"

"MULUTNYA LASKA! MAU MAMI TAMPOL PAKE SPATULA?!"




Hampir sama dengan Laska dan segala kerandomannya, Ayden yang sudah berada di halaman rumahnya terus menatap layar ponselnya sambil tersenyum tak jelas. Hal itu tentu saja membuat Amara yang sedang menata pot tanamannya dibuat terheran-heran dengan sikap putranya.

"Kenapa sih senyum-senyum dari tadi?" tanya Amara penasaran.

Ayden langsung menormalkan ekspresinya. Lelaki itu beralih menatap ke arah sang mama yang ternyata berada di dekatnya.

"Jawab kalo mama tanya!"

Ayden menunjukkan ponselnya. "Biasa mah jokes anak sekolah."

Amara lantas mengangguk dan melanjutkan pekerjaannya dan Ayden langsung masuk ke rumah.

Sesampainya di kamar, Ayden langsung melepas hoodie nya dan seragam putih yang dua kancing teratasnya sudah terlepas perkara cubitan lelaki mungilnya. Lelaki itu lalu berjalan ke depan cermin dan pantulan tubuhnya yang setengah telanjang tampak di sana.

"Untung waktu itu gue ikutin omongannya si Rion." Ayden berguman sembari menyentuh tato di dadanya.

Dan perihal tato itu, hanya Laska dan Beben tentu saja yang tau.

++

Untuk alur cerita sengaja kucepetin.
Sori kalo misal gajelas:)

LASKEN [✓]Where stories live. Discover now