LASKEN : 5

38.1K 5.5K 484
                                    

Laska langsung berlari menuju koridor sekolahnya yang sudah sangat sepi. Kening lelaki itu sedikit mengernyit saat dia tidak menemukan siapapun di sana. Rasa takut sedikit menggelayuti dirinya saat menapaki satu persatu anak tangga untuk menuju ke kelasnya.

Sesampainya di depan kelas, Laska memilih untuk mengintip melalui jendela dan terlihat tidak ada siapapun di dalam sana.

Kosong.

Sepi.

Dan sedikit creepy.

"Bangsat!" Tubuh Laska terlonjak saat dia merasa ada yang menepuk pundaknya. Dirinya reflek menoleh ke belakang bersamaan dengan kedua tangannya mengepal, berniat untuk memberi pelajaran.

Kepalan tangannya ditahan dan beralih dicengkram oleh Ayden. Iya, seseorang yang menepuk pundaknya itu tak lain dan tak bukan siapa lagi kalau bukan Ayden.

"Lo?!"

"Ngapain lo masih di sini?!" bentak Laska yang tiba-tiba menjadi sangat kesal.

"Nungguin lo." Ayden menjawab sambil mengeratkan cengkraman di kepalan tangan lelaki di depannya.

Bagaimanapun Ayden itu seorang dominan yang kekuatannya jauh di atas Laska.

Laska berusaha menarik tangannya yang mulai terasa nyeri. "Lepas!"

Ayden bergeming.

"Gue bilang lepasin!" Laska masih berusaha.

"Hiks sakittt!" Tanpa sadar kedua mata boba Laska mulai berkaca-kaca.

"Lo nangis??" tanya Ayden yang terdengar seperti sebuah ejekan di telinga Laska.

Laska menatap kedua mata hitam legam Ayden dan detik itu juga dia merasa ada sesuatu yang tidak beres di diri lelaki itu. Mata yang selalu menatapnya dengan berbinar-binar kini lenyap terganti dengan tatapan tajam. Alarm bahaya mulai berdenting di kepalanya.

"L-lo mau apa?!" Reflek Laska berusaha mundur saat Ayden mulai mendekatkan kepalanya.

"Gue suka lo." Bibir Ayden lalu mengecup leher Laska pelan.

"AYDEN!!" Setelah cengkraman tangannya terlepas, Laska dengan sengaja langsung menonjok pipi Ayden berulang kali.

Sialan. Harga diri Laska benar-benar tercoreng sekarang. Dia seorang yang lurus dan peristiwa barusan itu tentu saja mencoreng harga dirinya.

"MAKSUD LO APAAN, HAH?!"

Ayden sedikit meringis saat lidahnya mengecap rasa besi yang berasal dari ujung bibirnya yang sobek.

Pukulan seorang Laska Darelio ternyata tidak main-main.

"Gue cuma bilang kalo gue suka lo. Emang salah?"

"BANGET!" Laska berkata sambil ngegas. Ingin rasanya lelaki itu kembali melayakan bogeman ke wajah sok dingin milik Ayden tetapi tangannya saat ini cukup nyeri. Terpaksa dia harus menelan bulat-bulat keinginannya itu. "Gue cowok normal anjing! Dan dengan lo ngomong barusan itu sama aja mencoreng kenormalan gue."

Ayden tertegun. "Jadi menurut lo, orang-orang kayak gue itu nggak normal?"

Laska reflek mengangguk. "Jelas sangat tidak normal."

"Menurut lo kenormalan seseorang itu diliat dari orientasi seksual mereka?"

"Iya. Kenapa? Lo ga terima?"

Reflek, Ayden mencengkram dagu Laska. "Gue baru sadar ternyata bibir lo ini bisa nya banyak banget, ya." Lelaki itu mengelus bibir tebal Laska dengan jempolnya.

LASKEN [✓]Where stories live. Discover now