LASKEN : 9

35.4K 5K 356
                                    

"Loh udah pulang, mi?"

Rashi mengangguk kemudian memasuki rumah dengan diikuti Langit.

"Papi ke mana?"

"Papi langsung ke kantor abis nganter mami pulang."

"Kamu nggak kuliah kak?"

Langit menggeleng. "Jadwal siang."

"Terus, adekmu nggak sekolah?" tanya Rashi.

"Kok mami tau kalo Laska nggak sekolah?"

"Motornya ada di depan," jawab Rashi.

Setelah itu, Rashi bergegas menghampiri kamar anak bungsunya.

"Laska, ini mami. Tolong buka pintunya!" ucap Rashi sambil mengetuk pintu di depannya.

Rashi mendengar suara gedebam-gedebum setelahnya. Wanita itu mengerutkan keningnya dan masih berusaha memutar kenop pintu.

Tak lama kemudian, pintu itu terbuka menampakkan wajah Laska yang terlihat sedikit kacau. "Kenapa, mi?"

Rashi menyerobot masuk ke dalam kamar anaknya. Pandangan wanita itu menyoroti satu persatu sudut di kamar itu. Tidak ada yang aneh.

"Kamu habis ngapain?" tanya Rashi.

Raut wajah Laska berubah gugup tapi sebisa mungkin dia menormalkan kembali ekspresinya agar sang mami tidak curiga. "Nggak ngapa-ngapain."

"Jangan bohong ya sama mami. Mami loh denger sendiri tadi kamu bolak-balik di dalem kamar kayak orang kesurupan."

Laska memutar otaknya dan berusaha mencari jawaban untuk pernyataan Rashi barusan.

"Tadi kamar Laska berantakan dan pas denger mami udah pulang, Laska buru-buru beresin ini semua. Karena Laska tau mami kan maniak kebersihan," jawab Laska. "Laska nggak mau dicubitin mami cuma karena kamar Laska berantakan."

"Oh. Bagus deh kalo kamu paham sekarang." Rashi mendekat kemudian mencubit hidung bangir putranya. "Dua hari mami ninggalin kamu, pas mami pulang kok dilihat-lihat muka kamu makin ukeable ya..."

"MAMII!" Laska tentu saja tak terima. "Laska cowok normal mi.. Laska masih suka cewek."

"Yah, pupus dong harapan mami buat besanan sama tante Amara."

"Hah? Tante Amara? Emang tante Amara punya anak cewek?"

Rashi menggeleng.

"Terus?"

"Kamu sama Ayden lah."

"Jadi partner gitu?"

"Iya dong."

"NO!"

Tidak akan pernah. Toh Laska sangat tidak menyukai barang bekas apalagi bibir bekas, ew.

Iya gais, jadi pemandangan yang membuat Laska tanpa sadar pundung semalaman itu adalah saat lelaki itu melihat Ayden mencium Joe. Entah bagaimana bisa semuanya terjadi secara kebetulan semalam.

Dan Joe? Untuk apa dia malam-malam datang ke rumah Ayden? Apalagi saat Laska baru ingat jika malam tadi di rumah Ayden tidak ada siapapun. Orang tua Ayden? Laska melihat mereka keluar kemarin sore bertepatan dengan Ayden yang datang ke rumahnya untuk memberikan bolu titipan mamanya.

Berdua di rumah saat malam hari. Apalagi status mereka yang baru menjadi pasangan.

"Suruh kak Langit sana yang jadi pasangan Ayden!" Laska menggerutu.

"Heh ngawur kamu. Emangnya dikira mereka mau gay?"

"Lah, si Ayden kan emang humu mami. Gatau deh kalo kak Langit."

LASKEN [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang