🔹39. Kepanikan Anthala

Start from the beginning
                                    

"Dikehidupan nanti semoga kita bisa bersama-sama yah Al-"

"APA-APAA INI GOBLOG? PERKATAAN LO NAL SEAKAN-AKAN LO MAU MATI TAHU!" teriak Raja.

"Kok Raja sewot sih?" Nalan menatap sinis temannya itu, lalu kembali memeluk Alexavier dengan erat. Nalan akan sangat merindukan teman spesienya ini.

"Gue sebagai Ketua Geng Black Lion mengucapkan terima kasih karena sudah mau membuka pertemanan dengan geng gue. Jika lo butuh bantuan panggil aja gue atau geng Black Lion. Mungkin ini waktu terakhir gue dan geng gue ke sini karena, gue akan fokus pada masalah gue dan fokus memajukan Geng Black Lion."

"Berarti Nalan gak akan pernah bisa ketemu Ale dong?" Nalan menatap semua orang dengan sendu.

"Enggak Nal, lo bisa ketemu Ale kok tapi, ,mungkin gak sesering seperti kemarin-kemarin," balas Astro menepuk pundak Nalan. Kasihan juga melihat Nalan maupun Alexavier pasalnya tuh mereka selalu bersama-sama seminggu ini.

"Gue gak tahu masalah apa yang tengah lo hadapi tapi, semoga masalah lo cepat selesai Atlantik," ujar Anthala dengan tulus. Dia bangga memiliki pertemanan dengan Geng Black Lion karena geng tersebut memiliki tujuan yang sama dengan gengnya.

Kedua Geng yang menjunjung tinggi perdamaian itu saling memeluk satu sama lain. Mereka semua adalah keluarga di sini, dan ketika salah satu dari mereka butuh bantu maka mereka akan siap membantu bagaimana pun caranya.

"Nanti jika ada waktu luang kalian semua juga harus mampir ke markas kita. Markas Black Lion akan terbuka untuk kalian."

"Nanti jika gue datang jangan lupa siapkan karpet merah yah! Sama satu lagi siapkan cewek-cewek cantik biar nanti gue betah di markas lo!" seru Raja dengan air mata mulai keluar memeluk Astro, Vienz dan juga Damian, terakhir Atlantik.

"Kalau Nalan datang mah gak perlu repot-repot berikan aja uang yang banyak," ujar Nalan memeluk Atlantik dengan mata berkaca-kaca.

Anthala hanya bisa tersenyum kecil sambil menatap jam tangan di tangannya. Sebentar lagi akan upacara dan ia harus menggiringkan teman-temannya untuk ikut dengannya ke sekolah.

********

Seorang laki-laki dengan pakaian serba hitam dan wajahnya tidak terlihat, karena memakai tudung, menatap ke bawah, di mana para murid Starligh tengah melaksanakan upacara mendera hari senin.

Tangannya terkepal kuat melihat satu objek yang membuat dadanya bergemuruh karena marah.

"Lo akan menyesal telah melukai gue bajingan!"

Wajahnya yang memerah karena marah seperkian detik kemudian bibirnya menyeringai dengan begitu mengerikan, "jika gue gak bisa melukai lo, gue bisa melukai perempuan yang lo cintai. Well, ini impas bangsat!"

Laki-laki itu melepaskan tudungnya hingga kepala tanpa rambut terlihat, bukan hanya itu saja wajahnya terdapat banyak luka hingga sebagian wajahnya hancur tidak terlihat sedikitpun ketampanan yang selalu dia agung-agungkan dulunya.

"Lo harus hancur bangsat! Bagaimana pun caranya!"

******

"Kak Naira tunggu!" teriak seorang perempuan berlari dikoridor dengan napas terengah-engah.

"Astagfirullah hal'adzim, kenapa kamu berlari sepert ini??" tanya Naira khawatir sambil memegangi pundak perempuan itu.

Naira langsung ingat saat melihat wajah perempuan ini, perempuan di depannya bernama Melisa, dia pernah ia tolong saat dibully oleh geng Manda.

"Aku bawa bekal untuk kakak, kak Naira dimakan yah bekal buatanku."

"Eh, gak usah." Naira meringis, dia tidak suka menerima pemberian dari orang yang tidak dekat dengannya.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now