chapter 23

7K 883 80
                                    

23. Tumbangnya Reza

***

Kelas 11 IPA 1 baru saja selesai bermusyawarah tentang acara ulang tahun sekola yang akan diselenggarakan minggu depan.

"Yaudah, jangan lupa yang udah ditugasin, ya." Mereka mengangguk.

"Za, soal perlombaan olahraga siapa yang jadi penanggung jawab dikelas?" tanya Farhan.

"Lo aja, Vin," tukas Reza pada Ravin.

"Lah, kok gua?" Reza menghela nafas pelan.

"Penanggung jawab dikelas doang, nyiapin orang-orang yang mau tanding nanti pas hari H," jelas Reza.

"Hem, yaudah." Mau tak mau Ravin harus menerima apa yang diserahkan kepadanya.

"Gua sama Chaka gak bisa, Farhan juga kan panitia inti, so yaudah ya?" Ravin mengangguk lagi.

"Kalau ada yang ditanyain, tanyain aja digrup kelas, langsung pulang aja deh, kita juga ada latihan," jelas Chaka.

Mereka mengangguk dan membubarkan diri. Tinggal mereka berenam dan beberapa anak cewek yang memang ikut ekskul volly.

"Ayo kelapangan, di pus-up Pak Rey ntar," ajak Ardan sambil menyambar tas nya.

"Iya, ayok!" Merekapun berlari dari lantai atas sampai lapangan, dan ternyata benar dilapangan sana terlihat mereka sudah pemanasan.

"Maaf, Pak. Kita telat, tadi ada pembahasan dikelas," jelas Ardan.

"Telat 15 menit, ganti baju dulu sana." Mereka mengangguk dan memutuskan untuk mengganti pakaian dulu ditoilet.

"Gila, tajem banget tatapan Pak Rey," gerutu Chaka.

"Heeh, tau gini gak usah latihanlah anjir, kesel," balas Naren yang sedang menguatkan tali sepatunya.

"Udah, ayo gc!" ajak Ardan. Menurut Ardan mereka banyak mengeluh, apalagi Naren. Beuh, anak itu memang mageran soal latihan.

Merekapun kembali kelapangan, dan menghadap Reynand.

"Lari 20 keliling, pus up 50 sebagi hukuman!" tukas Reynand.

"Ia Pak-

"Banyak banget sih, Pak," ketus Naren

"25 keliling."

"NAREN," geram Ravin, Naren hanya terkekeh.
Merekapun pemanasan dan langsung berlari mengelilingi lapangan yang sangat luas.

Reynand mengamati Reza dengan tatapan instens, dalam hatinya berucap.

"Lo udah gede aja, Za. Dulu lo kecil sekarang tinggi aja mau nyamain gua," batin Reynand.

"PAK!" teriak Ardan meneriaki Reynand.

Reynand tersadar dari lamunanya dan menghampiri Ardan dengan cepat.

"Kenapa?" tanya Reynand.

"Ini Reza kenapa?" tanya Reynand tak kala melihat Reza yang terkulai lemas.

Reza menggelengkan kepalanya pelan dengan kedua matanya yang tertutup.

"Gak tau, Pak. Tadi langsung lemes aja," balas Chaka yang memegang bahu Reza.

"Lanjut lari, Ardan bantu saya!" Ardan mengangguk dan membantu Reynand untuk mengendong Reza.

"Ke UKS aja, Pak?"

"Kepinggir aja dulu, Dan." Ardan menahan tubuh Reza agar tidak merorot digendongan Reynand.

Reynand menurunkan Reza dengan pelan-pelan, Reza tidak bisa apa-apa karena tubuhnya memang sangat lemas. Ardan bergeges mengambil air mineral yang memang tersedia disamping net.

Alvrenza Shaqeel || ENDKde žijí příběhy. Začni objevovat