Chapter 1

20.4K 1.2K 50
                                    

1. Reza dan hidupnya

***

Jum'at bersih. Kegiatan rutin diminggu kedua setiap bulan disekolah SMA Pratama. Kegiatan bersih-bersih dilingkungan sekolah yang langsung dipandu oleh beberapa Guru yang bertugas bergantian setiap minggunya.

"NAREN KENAPA KAMU MALAH ENAK-ENAKAN DUDUK!" teriak Bu Iva, guru matematika kelas 11.

Naren hanya menggaruk kepala belakangnya yang tak gatal. "Males atuh, Bu. Baru juga mandi udah harus keringetan lagi," jelas Naren.

"Lebay kamu tuh, cepat bantu Ardan lap kaca. Kamu ini ya." Bu Iva sangat gereged pada Naren.

"Yahhh Bu.." rengek Naren.

"Kalau enggak, nilai kebersihan kamu Ibu kurangin, mau?" ancam Bu Iva, Naren menggelengkan kepalanya.

"Iya-ya, ini Naren bantu Ardan," gerutunya dan mengambil lap untuk mengelap kaca dengan bibirnya yang mengerucut.

"Lo kenapa, cil?" tanya Ardan melirik sebentar pada Naren yang mengelap kaca namun seperti tak ada niat.

"Bu Iva nyuruh-nyuruh, padahal gua mager. Enak jadi dia, bisanya nyuruh dianya malah gak bantuin," gerutu Naren membuat Ardan terkekeh.

"Kayak gak tau dia aja lo," ucap Ardan menggelengkan-gelengkan kepalanya.

"Ar, mau minum gak?" tawar Damar yang membawa satu kresek putih yang berisikan beberapa botol aqua.

"Gua mau minum dong," pinta Naren yang digeplak pelan oleh Ardan.

"Gawe hela sia! Baru minum!" kesal Ardan dengan logat sundanya, lagi-lagi Naren mengerucutkan bibirnya.

[Kerja dulu! Baru minum!]

"Gua simpen dimeja ya. Gua mau bantu si Reza lagi bersihin gudang.." ucap Damar.

"Ravin mana, Mar? Ikut lo boleh gak?"

"Lo diem disini sama gua! Sana Mar!" Damarpun meninggalkan keduanya dan memutuskan untuk menghampiri Reza yang disuruh bersihin gudang dengan beberapa murid lainnya, kemungkinan Chaka juga ada disana.

"EITDAHH ZAAA BEURIT ETA AWAS!" teriak Chaka.

Damar yang baru saja akan masuk kedalam gudang hanya bisa mengelengkan kepalanya mendengar teriakan Chaka.

[Za tikus awas!]

"SIA NA AWAS CHAKA! KU AING WANG PICEUN!" sentak Ravin.

[Lo awas Chaka! Biar gua buang.]

"Riweh, kedenger sampe luar anjir," ucap Damar menatap melas kedua temannya yang riweh.

Melihat kedatangan Damar, Chaka berlindung dibelakang Damar. Menghindari Ravin yang akan membuang tikus itu.

"Awas siah lamun ka aingkeun.." ancam Chaka yang terlalu lebay.

[Awas kalau ke gua-in.]

"Lepasin anjir, ngapain ih," kata Damar yang risih dengan Chaka yang memegang bajunya sambil bersembunyi dibelakangnya.

"Rav, piceun dulu!" lanjut Damar.

Dengan itu, Ravinpun membuang tikus itu keluar. Bodo amat jika tikus itu akan berjalan kearah kelas dan menganggu siswa-siswi lebay disana, yang penting didalam gudang sudah tak ada teriakan Chaka yang membuat gendang telinganya sakit.

"Eza lo ngapain disana anjir?" tanya Damar yang baru menyadari bahwa Reza berdiri dibangku dengan memegang sapu.

"Kan banyak tikus, Mar."

Alvrenza Shaqeel || ENDWhere stories live. Discover now