chapter 3

10.2K 907 44
                                    

3. Bertemu dengan Bunda

***

SumberUang : udah makan,Za?

Alvrenza : udah yah barusan.

SumberUang : makan sama apa?

Reza menghela nafas membaca pesan dari Rafisqi, sang ayah. Setiap harinya, Rafisqi sekalu mengirim pesan menanyakan hal-hal yang serupa.

Alvrenza : nasi goreng Yah

Bohong, tentu saja. Reza selalu malas untuk sekedar membuat nasi goreng dimalam hari, paling mentok bikin mie instan.

Reza menyimpan handphonennya dan kembali menatap semangkuk mie instan yang masih panas dihadapannya.

Setelah merindukan sang kakak, Reza lapar apalagi harus meminum obat karena meriang dari tubuhnya tidak kunjung hilang.

Rafisqi telah mengtrasfer uang bulanan pada rekeningnya. Rafisqi tidak akan membiarkan anaknya kesusahan dikota orang, sebisa mungkin menanyakan hal-hal yang biasa orang tua tanyakan pada anaknya walaupun lewat chat. Rafisqi memang orang tua yang pengertian.

Setelah membutuhkan waktu beberapa menit untuk menghabiskan mie instan itu, Reza langsung mengambil kotak obat yang selalu tersedia dikos-sannya.

Ting

Bunda : berapa lama lagi eza gak mau ketemu sama bunda, nak?

Reza memajamkan matanya, meremas handphone tak bersalah itu. Merasa kesal, baru saja Reza merasa ketenangan, sudah muncul kembali hal yang akan membuat Reza kepikiran.

Malam-malamnya tetap sama, ditemani oleh kesunyian dibarengi pikiran-pikiran yang memunuhi kepalanya.

***

Pagi harinya, Reza sudah rapi dengan pakaian sekolahnya. Lengkap dengan jaket yang selalu ia bawa, Reza memang hobbi memakai jaket, hodie bahkan switernya.

Ting..

Ardan : msuk gak sob?

Alvrenza : masuk

Reza menyambar tasnya juga kunci motornya, membalas sapaan-sapaan teman-teman kosnya yang juga sama-sama akan memulai aktivitas-aktivitas mereka.

Tidak membutuhkan waktu yang lama, Reza sudah tiba di SMA Pratama, sekolah yang sudah hampir satu tahun lebih menjadi tempat Reza mencari ilmu.

"Sehat lo?" tanya Ravin yang sudah nongkrong diparkiran menunggu teman-temannya datang, tentu saja ada Naren yang sedang meminum susu kotak bervarian rasa stroberry itu.

"Sehat. Gua belum sarapan, kantin gak?" tanya Reza dan menyimpan helmnya.

"Gua udah makan sih, tapi kalau mau ditemanin ayok!" ajak Ravin.

"Ren mau ikut gak?" tanya Ravin pada Naren yang masih anteng sendiri.

Naren mengangguk. "Masa gua ditinggal sendiri, nanti diganggu sama jamet-jamet. Males," ujar Naren memelas.

Alhasil ketiganyapun kekantin, dan Naren ditugaskan oleh Ravin untuk mengirim chat digrup memberitahu bahwa mereka berada dikantin.

Alvrenza Shaqeel || ENDWhere stories live. Discover now