11. Kapan Hamil??

1.6K 158 5
                                    

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم

11. Kapan Hamil??

“Jika mengaku mencintai Allah, maka tak ada keluh kesah, saat mendapat ujian dari-Nya.”

****
“Mas dapat undangan lagi untuk mengisi acara di Pondok Pesantren Jombang,” ujar Ning Mila mendekati suaminya sambil membaca WhatsApp dari salah satu pengurus pesantren di Jombang.

Genap lima bulan pernikahan mereka. Pada bulan ke tiga menikah, Gus Amir sudah mulai mendapat undangan untuk mengisi acara diberbagai kota. Tentu Ning Mila harus mengijinkan suami nya pergi meski dengan berat hati. Bukan berniat melarang, tapi Ning Mila takut rindu. Ia tidak bisa jauh-jauh dari suaminya. Ketika Gus Amir pergi sampai seminggu biasanya Ning Mila akan tidur dengan Annisa atau di Asrama bersama santri.

“Hari apa, sayang?” tanya Gus Amir. Ia baru saja mengerjakan tugas kuliahnya.

“Tanggal dua puluh satu, hari Senin.” Ning Mila menatap kalender yang tertempel di dinding ruang keluarga.

“Berarti tiga hari lagi, dong! Ini, kan, tanggal tujuh belas.” Ning Mila cemberut.

“Kenapa mukanya gitu?” dahi Gus Amir berkerut.

“Mas....mau ikutt....” rengek Ning Mila.

“Kenapa?”

“Mas baru saja pulang dua hari yang lalu, masa harus pergi lagi? Nanti adek kangen...” tutur Ning Mila manja.

“Kan, bisa Vc, dek.”

Ning Mila tambah cemberut. Tangan nya bersedekap dada. “Pokoknya adek mau ikut!”

“Tapi kan...”

“Maass...adek mau ikut ke Jombang,” Ning Mila merengek sambil menggoyangkan lengan suaminya.

Gus Amir menggaruk pipinya bingung. “Yakin mau ikut? Disana ramai, loh?” tanya Gus Amir.

“Iya, adek pengen lihat Mas perfom.”

“Kan, kalau di An-nur rutinan adek juga lihat?” bingung Gus Amir.

“Itu beda,” balas Ning Mila. “Pokoknya mau ikut!”

Gus Amir menutup laptopnya dan memeluk pinggang sang istri. “Ya sudah, nanti Mas bilang ke Haydar.”

Ning Mila tersenyum sumringah. Ia menggesekkan hidungnya dengan hidung Gus Amir. “Makasih, sayang!”

Gus Amir mengangguk. Akhir-akhir ini istrinya sering manja.

“Tolong, dong, Gus dan Ning yang terhormat kalau mau mesra-mesraan di kamar saja!” seru Annisa yang datang bersama Umi Aisyah serta Ning Almira. “Tidak menghargai penduduk Ndalem saja!”

Ning Mila langsung melepaskan rangkulan Gus Amir dan duduk menjauh. Ia tersenyum canggung.

Umi Aisyah menggelengkan kepala. “Istrimu semakin manja, Gus.” celetuk Umi Aisyah.

“Iya, Umi. Tapi lebih manja Amir,”

Ning Mila menunduk malu.

AMILA [Season 2]Where stories live. Discover now