1. Petuah sang Suami

3.9K 236 16
                                    

بسم اللّٰه الرحمن الرحيم

1. Petuah sang Suami

“Pusat kebahagiaan ku setelah Umi adalah Kamu, istriku....”

****
Sholat tahajjud kali ini berbeda dengan hari sebelum nya. Jika sebelum menikah Gus Amir dan Ning Mila melakukan sholat sendiri atau bareng santri di Masjid. Maka malam ini mereka menunaikan nya bersama-sama dan hanya berdua.

Gus Amir mencium kening istri nya lembut bertepatan dengan Ning Mila yang mencium punggung serta telapak tangan nya. Lalu Gus Amir mengusap-usap kening istrinya dengan ibu jari.

“Mas bahagia banget....” bisik Gus Amir. Menyatukan kening mereka untuk yang kedua kali.

“Adek juga sangaaatt bahagia, terima kasih, Mas !” balas Ning Mila dengan berbisik juga. “Terima kasih sudah menerima adek apa adanya, terima kasih sudah mau menunggu adek, terima kasih sudah mencintai adek meski Mas tahu diluar sana bahkan lebih banyak perempuan yang lebih baik dari adek.”

Gus Amir menarik Ning Mila ke dalam dekapan nya dan mengusap punggung istrinya. “Mas juga terima kasih sama Adek! Karena adek sudah mau terima Mas sebagai suami Adek.”

Ning Mila mendongak, menatap wajah suami nya dari bawah. Dagu Gus Amir menempel di kening nya. “Suami ku sangat tampan...” puji nya tanpa malu. Gus Amir tersenyum dan mengecup kening istrinya.

Malam ini, malam pertama mereka setelah melaksanakan resepsi yang baru selesai pukul sembilan malam tadi. Banyak sekali tamu yang hadir juga wartawan yang ikut serta menyorot kegiatan orang terkenal ini.

“Mas...” begitulah Ning Mila memanggil suami nya. Meski kesannya sudah biasa, namun terdengar seperti panggilan istimewa yang penuh dengan penghormatan.

Gus Amir menundukkan kepala agar bisa menatap wajah istri tercinta nya. “Apa, sayang?”

“Hari ini katanya hari patah hati nasional,” ujar nya. “Banyak sekali fans-fans Mas yang menyerbu sosial media adek. Ngatain adek pake pelet lah, segala macem!” adu Ning Mila.

Gus Amir melepas pelukan nya dan menangkup wajah istri nya. “Boleh Adek dengerin Mas ngomong?”

Ning Mila mengangguk.

“Mas bukan manusia sempurna. Di mata penggemarnya Mas, Mas memang sempurna karena Allah menutup semua keburukan-keburukan yang Mas punya. Begitupun adek, adek bukan manusia sempurna. Pasti ada celah ketidak sempurnaan pada diri adek. Dan tugas Mas sekarang, ya, melengkapi kekurangan-kekurangan itu.” ujar Gus Amir menatap dalam mata istri nya.

“Dari awal adek mengatakan adek siap menerima segala konsekuensi ketika menikah dengan Mas. Termasuk cibiran netizen yang belum tentu benar pada diri adek. Adek gak perlu membaca komentar dan postingan-postingan itu.” Gus Amir mengusap air mata Ning Mila yang menetes.

“Yang perlu adek lakukan adalah berdoa pada Allah. Supaya dijauhkan dari orang-orang yang dzalim. Adek harus berdoa pada Allah supaya Mas bisa bimbing dan dampingi adek terus,” Gus Amir mencium pucuk hidung istri nya.

“Sudah, ah, malam pertama masa nangis-nangis gini?”

“Sedihh....” rengek Ning Mila menghambur ke pelukan suami nya lagi. “Omongan Mas dalem banget,”

AMILA [Season 2]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang