50. Revenge

24 6 4
                                    

Happy reading.

How are you today, Prendsil?

Spam komen setiap paragraf, oghey?

===

Beberapa bulan kemudian, hubungan persahabatan mereka mulai membaik.

Buktinya, setelah mendengar pengumuman bahwa tes kenaikan kelas akan di laksanakan seminggu kedepan, pada weekend ini mereka menyempatkan untuk belajar bersama. Rasa canggung yang sempat melanda akibat kejadian itu, kini mulai memudar. Candaan kembali terdengar, bahkan ejekan juga kadang sudah dilontarkan tanpa ada yang terbawa perasaan.

Lagi-lagi tempat Faad yang mereka jadikan tempat berkumpul. Selain karena sepi, di sana juga mereka bisa lebih leluasa tanpa merasa tidak enak hati.

"Ih, itu ada apa tuh," teriak Faraz ketakutan tatkala melihat kecoa yang melintas.

"Itu kecoa, masa lo nggak tahu. Mau gue ambilin?" tawar Faad menakut-nakuti.

Faraz sudah mengangkat kakinya ke atas sofa. Takut jika tiba-tiba saja ada kecoa muncul. "Jorok banget sih, lo. Nggak pernah bersihin ya?"

"Mana sempat, keburu telat," sahut Faad.

"Sudah-sudah, fokus belajarnya! Ini nih, yang nggak gue suka kalau belajar bareng. Pasti ada aja yang bikin nggak fokus!" sela Farhan. Ia sedari tadi fokus terhadap buku di depannya.

Faraz dan Faad mendadak menurut.

Beberapa menit kemudian, Faad bersuara kembali. "Sebenarnya apa sih, fungsi belajar?"

"Udang aja punya otak, masa lo nggak!" cibir Farhan.

Faad hanya bisa mendengus. Tak lama kemudian, suara ketukan pintu terdengar. Segera saja, Faad berlari kecil menuju pintu guna melihat siapa yang datang.

"Nganterin baju dari laundry, ya?" tanya Faad kepada lelaki di depannya.

Tanpa menunggu lama, Faad pun mengambil pakaian yang cukup banyak itu. Lalu, ia segera kembali tempat di mana ia dan sahabatnya tadi berada.

"Cuk, pakaian gue udah datang. Kita nonton film dulu yok sebelum pusing besok!" ajak Faad sembari membawa pakaiannya ke kamar.

"Nggak!" tolak Farhan dan Faraz  mentah-mentah.

Di kamarnya, Faad meletakkan pakaian itu dengan kasar mendengar tolakan teman-temannya. Dengan telaten, ia  memasukkan pakaian itu dan menatanya dengan rapi ke dalam almari. Tangan Faad berhenti memasukkan benda itu ketika menyadari akan suatu keganjalan.

"Lah, ini celana pendek punya siapa anjir!" Teriakan Faad membuat Faraz dan Farhan segera menghampiri.

"Kan lo suka pakai celana pendek. Masa lo lupa?!" celetuk Faraz.

Celana pendek yang semula ada di tangan Faad, sekarang sudah ia lemparkan tepat di muka Faraz. "Masalahnya itu punya cewek, anjir!"

Tawa di ruangan itu pecah seketika. Faraz memungut celana yang jatuh di lantai sewaktu Faad lempar, kemudian ia lihat celana itu sembari berkata, "Modelan kek gini aja pakai di laundry segala," kekehnya.

"Nggak benar anjir tu laundry!" kesal Faad. Sementara Faraz dan Farhan tertawa puas melihat Faad kesal seperti itu.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Dec 25, 2021 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Three in One FWhere stories live. Discover now