25. Sweet seventen (2)

14 11 6
                                    

Happy reading guis

Kalau ada typo komen YESS!

Gass baca!

===

"Kalian?"

Faad benar-benar tak menyangka jika ada kejutan lain.

"Happy sweet seventen!" ujar semua kompak.

Orang-orang yang memberikan surprise itu adalah kedua sahabatnya yaitu dua Farhan, orang tua Faad yang benar-benar tak ia sangka.

Bapaknya Faad—Abimanyu melangkah menuju Faad yang masih bergeming, lalu di susul Ratih—ibu Faad.

"Selamat ulang tahun anak kesayangan Bapak."

"Selamat ulang tahun juga anak ibu, semoga kamu makin dewasa, panjang umur, sehat selalu. Yang terbaik buat kamu pokoknya."

Ucapan kedua orangtuanya membuat Faad terharu, tetapi perasaan kesal juga masih tak mau pergi.

"Makasih, tapi Faad masih kesal sama kalian semua!"

"Jangan gitu lah, Fad! Ini semua demi surprise di hari ulang tahun lo, 'kan?" celetuk Faraz.

"Iya, ini alasan kita semua bohong," tambah Farhan.

Di satu sisi ia senang dengan semua kejutan yang ada, tetapi Faad juga kesal karena merasa jadi orang terbodoh dengan kebohongan itu. Jadi, perasaan mana yang harus Faad kedepankan?

Sebuah kue yang cukup mewah kini berada di depan matanya. Lilin masih menyala menunggu angin yang mampu membuatnya mati.

Karena desakan terus terdengar, akhirnya Faad meniup kue yang dipegang oleh sang ibu tercintanya. Riuh tepuk tangan memenuhi restoran itu di sore hari.

Masih dengan ekspresi biasa tanpa menunjukkan isi hati yang sedang riang gembira, Faad hanya menatap satu persatu orang yang ada di dalam.

"Udah lah, jangan kesal-kesal terus, bapak ada hadiah yang pasti kamu suka," kata Abimanyu. Kemudian ia memberi isyarat kepada pelayanan untuk membawa kotak kado yang amat besar.

Faad menduga-duga pasti kado besar itu hanya tipuan, sebenarnya isinya kecil dan membuat Faad harus berjam-jam untuk membuka kado tersebut.

Kali pertama membuka bungkus kado itu, dugaan Faad tepat sasaran. Bungkus itu tidak langsung mengarah ke hadiah, tetapi ia masih harus membuka beberapa lapis lagi bungkus itu untuk melihat hadiahnya.

Di lapisan bungkus kado ke-25 yang Faad sobek, baru terlihat sebuah kotak merah. Sengaja Faad tak membuka kotak itu supaya semuanya penasaran.

"Semoga aja perjuangan ku membuka bungkus kado yang berlapis-lapis membuahkan hasil." Faad berdoa terlebih dahulu. Setelah itu, baru ia mengintip isinya. Daaaannn ...

Lengkungan di bibir Faad terlihat usai mengetahui isi dari kotak itu. Sebuah kunci yang ia tahu bahwa itu adalah kunci motor.

"Mana motornya, Pak?" Faad berteriak kegirangan sampai tak peduli keadaan sekitar yang semua mata tertuju padanya.

"Nggak ada, nyicil dulu kuncinya, besok baru motornya," kelakar Abimanyu, sontak saja mengundang tawa penghuni restoran itu.

Melihat ekspresi wajah anaknya yang berubah, tak mau merubah suasana yang harusnya bahagia itu, Abimanyu langsung berujar, "Bercanda Farhan Adelard Bhadrika. Nanti motornya udah ada di rumah. Sekali lagi, selamat bertambah tua."

Three in One FWhere stories live. Discover now