26. Campur aduk

10 11 5
                                    

Yas, happy reading!
Kalau ada typo komen, yaw.

Be happy!

===

Pukul tujuh lebih tiga puluh pagi, motor kesayangan Faraz sudah membelai ramainya kota Jakarta. Ia tampak menikmati angin yang menerpa wajahnya.

Ketika melewati depan sekolah SMA Taruna Nusantara, ternyata sedang ada tawuran. Tetapi seperti bukan tawuran antar sekolah, melainkan antara angkatan satu dengan angkatan lainnya.

"Buset, pagi-pagi udah tawuran. Mendingan belajar aja jelas."

Faraz bisa melihat tawuran itu karena kebetulan tawuran antar murid Taruna Nusantara berlangsung sampai di depan jalan. Terpaksa, ia berhenti karena jalan mulai macet.

Mata Faraz memicing ke arah gadis yang masuk gerbang di tengah-tengah tawuran itu.

"Lah, si Lita anak Taruna Nusantara ternyata." Faraz masih tak mengalihkan pandangan. Terus mengawasi apakah ia berhasil masuk dengan selamat atau tidak.

Ketika memerhatikan Lita, Faraz sampai melepas helm nya. Tanpa Faraz sadar, ternyata beberapa murid lelaki SMA Taruna Nusantara itu mendekat kearahnya dengan membawa batu.

"Woe, ati-ati kalau tawuran!" teriak Faraz. Keningnya terkena batu lumayan besar. Faraz memegangi pelipis nya, terdapat sedikit darah dan sedikit memar. Nahasnya, tersangka yang meski tidak sengaja melempar batu itu tidak memperdulikan Faraz. Ia tampak lari terbirit-birit karena ada petugas yang mengamankan aksi tawuran.

"Gue tandain lo!"

Melihat kondisi yang mulai aman, Faraz membuka handphone untuk melihat jam. Yang tadinya Faraz melipir karena tawuran itu, kini ia melajukan motornya dengan cepat dikarenakan sebentar lagi pasti bel masuk akan di bunyikan di sekolah SMA Bhakti Jaya— tempat Faraz bersekolah.

Sesampainya di parkiran, Faraz masih bisa melihat batang hidung sahabatnya—Faad yang masih duduk di motor barunya. Faraz membunyikan klakson supaya Faad menengok.

Faraz melepas helm nya dengan hati-hati. Meskipun lukanya sedikit, tetapi rasa perih tetap ada. "Masuk, udah mau masuk masih aja jagain motor. Tau iya tau yang baru dibeliin motor."

Faad turun dari motor barunya. "Tumben baru berangkat jam segini. Biasanya dulu kalau jemput gue pagi banget."

Melihat Faraz yang meringis saat memegangi pelipisnya, Faraz bertanya, "Kenapa lo? Habis godain cewek ya terus di timpuk tu pelipis lo?"

Faraz berdecak sebal. "Gue tadi melipir karena ada tawuran, eh tiba-tiba ada yang sampai deket gue abis itu pelipis gue kena batu. Sialan emang!"

Alih-alih merasa iba, Faad justru malah tertawa. "Lagian ada tawuran bukannya cari jalan lain malah liatin."

"Ah buruan masuk kelas yok!" pungkas Faraz karena tak mau mendengar ejekan Faad lebih jauh, meskipun belum tentu saat perjalanan menuju kelas Faad akan diam saja.

===

Bel istirahat pertama baru saja berbunyi, pelajaran matematika baru saja kelas XI MIPA 2 lalui.

Baru saja hendak pergi ke kantin bersama sahabatnya, Faraz di hadang anak kelas sebelah.

"Farhan, lo di suruh ke ruang guru menghadap pak oke."

"Farhan mana nih? Yang jelas kalau ngomong!" timpal Faad.

Siswa kelas sebelas itu menjawab, " Ya Farhan yang sering di panggil pak Oke siapa lagi kalau bukan Faraz."

Three in One FOnde histórias criam vida. Descubra agora