40. Geng Momonkey

15 9 15
                                    

Happy reading, Prendsil!

Nggak sabar, 10 part lagi ....

Nggak tahu deh, kenapa.

Cuss baca🥰

===

Satu persatu, motor yang berhenti dan memerhatikan Faad karena teriakannya yang hampir terserempet salah satu dari mereka, kompak di matikan. Kini, pengendara motor yang merupakan pemuda itu menghampiri Faad. Jumlah mereka ada lima orang. Yang tadi hampir menyerempet Faad bisa di pastikan sebagai ketua atau raja dari mereka berempat. Terlihat dari mereka yang berjalan di belakang dan seolah-olah menjadikan orang itu panutan.

Biasanya, orang-orang seperti itu lebih berkuasa dan juga suka menyuruh seenaknya. Padahal, mereka teman sebaya. Orang-orang yang senang memperbudak, tak pantas di sebut sebagai pemimpin atau ketua, tetapi lebih patut di sebut penguasa yang ingin seenaknya dan berlindung dibalik kekuasaan yang ada.

Sesampainya mereka berlima di tempat Faad yang masih di pinggir jalan. Ia juga melepaskan helmnya. Tanpa rasa takut, Faad turun dari motor dan menghadap mereka. Monyetnya di taruh di pundak, supaya menambah aura garang Faad. Meski pada dasarnya, Faad tak semenyeramkan itu.

"Kalian tuh bisa bahayain orang lain tahu!" Dengan berani, Faad berteriak lantang.

Alih-alih menjawab dengan nada yang tinggi juga, segerombolan pemuda itu hanya diam. Seperti menunggu instruksi dari cowok yang berada di depan sendiri. Cowok itu sendiri, malah memerhatikan Faad dengan lekat. Menatap dari ujung rambut hingga ujung kaki.

Di luar ekspektasi nya, Faad mengira bahwa akan terjadi baku hantam. Melihat pakaian mereka yang bisa dibilang cukup mencerminkan seorang berandal. Akan tetapi, dengan diamnya orang-orang itu malah menyeramkan bagi Faad.

"Kenapa malah lihatin gue gitu? Suka, lo pada?"

Sebelum melakukan gerakan selanjutnya, cowok yang di depan itu menghadap teman-temannya yang berada di belakang. Entah apa maksudnya, Faad tidak mengerti.

Tiba-tiba, cowok itu menjulurkan tangannya. "Kenalin. Genta."

Satu orang yang menggunakan jaket levis lengkap dengan celana sobek-sobek melakukan hal yang sama seperti Genta. "Gue Deri."

"Sandi." Cowok berkaos merah dengan celana pendek juga mengenalkan diri.

Cowok yang keempat itu, tak menjulurkan tangan awalnya, tetapi karena di tegur oleh cowok yang bernama Genta ia langsung menuruti dengan enggan. "Cardan."

Yang terakhir membuat Faad tak bisa menahan tawa. Cowok itu menggunakan pakaian berwarna pink. Selain itu, ada satu hal lagi yang membuat Faad tertawa, gigi tengah cowok yang tadi sudah memperkenalkan namanya, yaitu namanya Ilham, ternyata gigi tengahnya tidak ada, alias pongah.

Semua hanya bisa terdiam mendengar gelegar tawa Faad. Tawa itu berhenti tatkala suara berat itu terdengar. "Soal tadi, gue minta maaf." Ya, cowok itu adalah Genta.

"Ah, nggak asik. Niatnya, 'kan gue mau marah-marah, tapi, kok malah jadi ngenalin diri semua." Faad membatin. Kecewa karena tak sesuai harapan.

Three in One FWhere stories live. Discover now