49. Getting better

7 5 0
                                    

Happy reading, Prendsill

Siap baca chapter inii?

Gaskeunn

===

"Bersama memang menyenangkan, selebihnya banyak yang menjadi beban pikiran dan banyak masalah berdatangan."

"Faraz, Farhan," gumam Faad tak percaya. Ternyata kedua temannya yang tengah berkelahi dengan Genta DKK.

Dari tempat yang masih lumayan jauh, Faad masih mendengar suara mereka yang sedang meributkan apa.

"Lo udah pernah gue bilangin, jangan manfaatin teman gue!" Selepas mengucapkan hal itu, Faraz kembali melayangkan pukulan keras di perut. Lalu, berpindah ke muka.

Farhan, ia mencoba melawan teman-teman Genta yang mencoba melayangkan pukulan.

"Loser! Lo yang buat sahabat kita berubah!" Di balik wajah lugu berkacamatanya, Farhan ternyata mempunyai jiwa singa dalam dirinya yang tengah bangun sekarang. Tanpa ampun, ia pu menghajar habis-habisan mereka semua. Terutama terhadap Genta, ia seakan mempunyai dendam pribadi sejak lama, namun baru sempat ia balaskan sekarang.

Kelima cowok itu sudah terkapar di bawah. Masing-masing mengerang dan memegangi luka yang ada. Saat ini, mereka tak berdaya. Mungkin, rasa sakit mereka tak sebanding dengan rasa malu karena di saksikan berpasangan-pasang mata. Bahkan, sedari tadi ada yang sudah merekam dengan handphone. Sudah bisa dipastikan, jika yang merekam itu bisa saja mengunggah ke media sosial sampai viral.

Nampak, kedua Farhan itu sedang kesenangan melihat mereka berlima kalah. Tak cukup sampai di situ, rupanya masih ada rencana lain yang mereka lakukan.

Sebelum berkata, Faraz manatap mereka dengan tajam.

"Kalian lihat! Orang-orang ini, nggak ada akhlak. Bisa-bisanya temenan cuman mau harta doang!" ungkap Faraz dengan suara lantang.

Tak ayal, kini semua yang menonton saling menatap satu sama lain. Seakan tak menyangka.

"Nggak cuman itu, mereka juga cosplay jadi maling. Udah buat sahabat kita mabuk, habis itu di ambil uangnya!" lanjut Faraz.

"That's right?" Kini giliran Farhan yang bertanya.

Sementara Faad, ia sedari tadi hanya menyaksikan sahabatnya dari kejauhan.

"Gila, nggak nyangka banget DOI gue bisa gitu. So cool!" teriak Lita. Faad yang sedari tadi fokus memerhatikan mereka dari jauh lantas mengalihkan pandangan ke cewek di sampingnya itu.

"Lo tahu nggak, kenapa mereka bisa di sini?" Faad bertanya. "Atau jangan-jangan, lo yang kasih tahu rencana kita ke mereka berdua?" tuduh Faad.

Lita mendengus. Ia tak menyangkal kalau perkataan Faad barusan memang benar. Lita memberi tahu rencana kepada mereka. Karena, ia berpikir jika mereka memang berhak tahu dan juga membantu agar masalah cepat selesai.

Tak ingin memberi tahu Faad, Lita hanya mendorong paksa Faad supaya ikut menyelesaikan masalah ini sekarang juga dengan maju ke depan.

Dengan terpaksa, Faad akhirnya mendekati tempat mereka yang sudah sangat tak terkondisikan. Barang-barang banyak yang hancur dan berantakan.

Three in One FTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang