13 : What's Wrong with Claxim?

14.2K 926 87
                                    

Heyyo!! Aku kembali dengan part baru😍

Yhh aku tau kalau part sebelumnya belum nyampe 50 vote, tpi karna mood aku lagi bagus aku update nih hehe💜

Ternyata sesusah itu ya buat kumpulin 50 vote ajaa...di sini banyak banget silent readers-nya   :((

Tapi gak papa deh, dengan kalian meluangkan waktu untuk baca cerita ini aja aku udah seneng banget!!! Terima kasih yaa😍😍 oke sudah dulu cepika-cepikinya...

Selamat membaca💜

Selamat membaca💜

Hoppla! Dieses Bild entspricht nicht unseren inhaltlichen Richtlinien. Um mit dem Veröffentlichen fortfahren zu können, entferne es bitte oder lade ein anderes Bild hoch.

Claxim.

Pria dengan sebatang rokok terselip di bibirnya itu tengah berdiri tenang di depan rumah sakit tempat Decla dirawat. Ia sedang menunggu sang ayah datang. Para pengawal yang berjagaan di sekitar rumah sakit tampak menyebar mengelilingi bangunan itu. Hanya sekadar berjaga-jaga untuk keamaan salah satu anggota Keluarga Alderizond yang dirawat di bangunan putih ini.

Claxim menaikkan sebelah sudut bibirnya begitu menyadari mobil Darenzo telah berhenti tepat di depannya. Tidak lama kemudian, pria berusia kisaran kepala empat itu keluar berhadapan dengan putranya.

"Haruskah aku menyapamu?" ucap Claxim dengan nada jenakanya. Namun, percayalah bahwa dalam ucapannya tersebut tersirat nada tidak suka.

"Apa keadaan Decla sudah membaik?" Darenzo mengabaikan ucapan Claxim. Pria yang tengah mengisap batang nikotin itu berdecih sinis.

"Jika ada kemajuan darinya aku ataupun Claire pasti sudah mengabarimu lebih awal," jawabnya. Claxim tampak melirik pergelangan tangannya. Pria itu mengamati waktu dengan kedua alis menukik. "Aku harus pergi. Sudah semalaman aku di sini menjaga Decla. Kini giliranmu atau Dexter. Sampai jumpa!"

Sebelum pergi, Claxim mengisap dalam-dalam rokoknya dan mengembuskan asap yang dihasilnya melalui mulutnya begitu saja tepat di depan wajah Darenzo. Kepulan asap menabrak wajah sang ayah. Darenzo hanya menampilkan ekspresi datar. Claxim menyeringai, lalu pergi melanggang tanpa mengucapkan sepatah kata lagi.

Terdengar helaan napas kasar dari Darenzo. Pria itu memejamkan matanya berusaha menahan emosinya yang akan meledak, karena perlakuan tidak sopan dari anaknya sendiri. Sebelah tangannya mengepal sangat kuat hingga panggilan dari Claire berhasil membuat emosinya surut.

"Daddy!"

Darenzo tersenyum hangat menatap putrinya yang mengenakan jas dokter berdiri di ambang pintu masuk. Pria itu melebarkan kedua tangannya menyambut Claire yang tampak berlari hingga menubruk tubuhnya. Wanita cantik itu memeluk sang ayah dengan erat.

"Kebetulan daddy ada di sini. Ada yang ingin kusampaikan padamu, dad. Ayo berbicara di dalam!" serunya dengan senyum lebar.

"Baiklah. Ayo masuk!"

Heartless [ON GOING]Wo Geschichten leben. Entdecke jetzt