Episode 42 - Resmi Bercerai

19.1K 1.5K 48
                                    

Budidayakan vote dulu sebelum baca luvvie!

siap ramaikan kolam komentar luv?

Makasih buat yang udah baca dan juga bantu vote ya❤️


• • • • •


Episode 43 - Resmi bercerai

"Gue pengen kita jadi keluarga cemara lagi, apa bisa?"

Ryan

• • • • •


"Jadi, orang tua kamu beneran mau cerai?" tanya Adinda masih tidak menyangka saat mendengar cerita dan ungkapan Reza.

Reza mengangguk. "Iya."

Adinda tersenyum getir. Tangan gadis itu bergerak mengelus-elus bahu Reza saat merasa ikut sedih dengan apa yang dirasa oleh Reza apa lagi Ryan. Ryan pasti sekarang sangat sedih.

"Kamu kuat, jangan sedih ya. Kan kamu sendiri bilang, lebih baik bunda kamu bercerai dari pada harus di sakiti terus sama ayah kamu," ucap Adinda.

"Mungkin ini juga keputusan terbaik,"

Reza terkekeh. "Iya sih, tapi kan itu bohongan, Din, aku gak berharap itu semua terjadi. Cuman, ya udahlah mau gimana lagi?" sahut Reza.

Adinda tersenyum manis ke arah Reza berusaha untuk menyemangati laki-laki itu dengan senyuman manisnya. "Semangat, kamu pasti bisa!"

Reza menoleh ke arah Adinda, melihat senyuman manis dan tulus gadis itu membuat Reza ikut tersenyum hingga kempot pada pipinya terlihat. "Makasih."

"Nanti, kalau kamu sedih atau perasaan gak enak, kamu ke rumah aku aja, jangan sungkan. Kalau capek, ada masalah, cerita sama aku ya! Jangan cuman di rasain sendiri!" seru Adinda kepada Reza.

Adinda memang tidak pernah merasa bagaimana kacaunya kehidupan seorang anak setelah orang tuanya berpisah. Karena, sejauh ini keluar Adinda cemara dan baik-baik saja. Tapi, Adinda yakin kalau Reza pasti sangat sedih dan kacau dengan perceraian orang tuanya, apa lagi Ryan.

"Iya, makasih,"

Adinda mengangguk. "Sama-sama,"

-DM-

Setelah mengantarkan Adinda pulang sampai rumahnya. Reza kini melajukan mobilnya ke pengadilan agama untuk menemui sang bunda dan Ryan yang sudah sampai di sana terlebih dahulu.

Sesampainya di pengadilan agama jantung Reza berdetak kencang dan hatinya berdebar-debar, keringat panas dingin mengucur perlahan-lahan.

Langkahnya terhenti saat melihat Ryan yang tengah duduk di sendirian di depan tempat sidang perceraian orang tuanya, Ryan tampak tengah terduduk sembari membungkukkan tubuhnya dan menempelkan sikut tangannya pada lututnya lalu menutup wajahnya dengan kedua tangannya.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang