Episode 02 - Jalur Langit

75.7K 5.5K 129
                                    

Budidayakan vote dulu sebelum baca besti!!!

siap ramaikan kolam komentar besti?

Sudah vote besti? Yang belum vote, ayo vote dulu besti!

Btw kalian dapet cerita ini dari mana nich???

N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja soalnya ga di baca ulang ehe, biar aku benerin besti!

• • • •

Episode 02 - Jalur Langit

Rasa rindu ini terus bertambah setiap harinya. Semoga Allah menyegerakan persatukan kita dalam ikatan yang suci.

• • • • •

Sudah direvisi✅

Sesampainya dirumah, Adinda langsung turun dari motor gojek tersebut dan berniat untuk memberikan uang kepadanya. Namun tiba-tiba saja gojek tersebut menolak uang pemberian Adinda.

"Enggak usah neng, ini sudah cukup kok." tolaknya dengan senyuman tak enak.

Adinda menggeleng. "Itu beda pak, bukan uang saya. Terima ya pak," ucap Adinda Adinda sembari memberikan uangnya kepada abang-abang gojek. 

Rezeki tidak boleh ditolak. Gojek itu mengambil uang pemberian dari Adinda. Tak lupa juga dia mengucapkan terimakasih kepada Adinda. "Terimakasih ya neng, semoga rezekinya lancar, sama mas-mas yang tadi juga. Semoga rezeki dan urusannya diperlancarkan. Aamiin." doa abang-abang gojek itu.

"Aamiin pak. Sama-sama,"

"Saya pamit ya neng, permisi."

Adinda mengangguk dengan senyuman tipis kemudian abang-abang gojek  itu langsung melajukan motornya pergi dari sana meninggalkan Adinda sendirian didepan rumahnya.

Adinda mendengus pelan, lalu berjalan memasuki rumahnya dengan langkah kaki yang lemas, lemas mendapatkan perhatian kecil dari Reza barusan.

"Lama-lama, gue gagal move on sama tuh dosen!" gerutu Adinda merasa sedikit kesal sembari berjalan memasuki ruang tamu rumahnya dimana disana ada sang mamah dan sang abang yang tengah terduduk diruang tamu rumahnya sembari mengobrol dan mengemil.

"Assalamualaikum," Adinda bersalaman kepada mamahnya dan abangnya.

Anggita, dia adalah mamah dari Adinda dan juga Aibil dia adalah kakak Adinda yang lebih sering Adinda sebut, abang. Umur mereka terpaut tujuh tahun. Aibil berkerja dikantor bersama dengan ayah mereka sedangkan Adinda masih kuliah.

"Waalaikumsallam. Tumben mukamu kusut begitu? Ada masalah dikampus?" tanya Anggita seraya menuntun Adinda untuk duduk disampingnya.

Adinda menggelengkan kepalanya. "Gak ada mah, cuman-" Adinda yang menggantung ucapannya membuat Anggita dan Aibil menatapnya penasaran.

"Cuman apa?" tanya Aibil penasaran.

"Males ah, Abang kan jahil, nanti malah ledekin Adinda." sahut Adinda menatap Aibil malas. Karena, Adinda tahu betul bagaimana Aibil jika sudah mengetahui rahasia adiknya itu.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang