Episode 16 - Hari Tanpa Jokes

29K 2.4K 54
                                    

Budidayakan vote dulu sebelum membaca.

*N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja soalnya ga di baca ulang ehe, biar aku benerin!

• • • • •

Episode 16 - Hari tanpa jokes

"Jangan berisik, maung pak Reza lagi ngamuk noh!"

Jamaludin

• • • • •

Sudah direvisi✅

Masih di tempat yang sama dan hari sudah semakin malam tapi Reza masih berada di cafe Mpok Eti bersama dengan teman-temannya. Di sana bukan hanya Harris dan Fanji saja tapi juga ada Doni, Tata dan Alek yang baru saja datang sedangkan Farhan sama sekali belum datang, sepertinya laki-laki itu masih dalam perjalanan.

"Akhirnya, anak perawan keluar rumah juga." sindir Alek kepada Reza. Mengingat bahwa Reza ini benar-benar tidak pernah keluar rumah dan ikut berkumpul setelah mereka sudah lulus sekolah SMA. Reza lebih di sibukkan dengan pekerjaannya.

Reza tersenyum manis ke arah Alek, sedikit tidak enak sebenarnya. "Y-ya, maaf," cicit Reza merasa tak enak.

"Gak apa-apa, Za, Alek mah bercanda doang, malah kita seneng bisa ngumpul dengan full member gini," sahut Tata.

Pandangan mereka kompak menoleh ke arah Farhan yang baru saja datang dengan wajah yang sedikit cemas.

"Lama, banget lo." cetus Fanji.

Farhan menggaruk tengkuknya. Sebelum dia duduk, Farhan tak lupa melakukan tos sebagai tanda sapaan kepada teman-temannya setelah itu Farhan duduk di sebelah Fanji.

"Muka lo kenapa kaya orang nahan berak begitu? Naber lo? Sana ke toilet dulu atuh, dari pada keluar di dalam!" seru Harris.

"Bangsat." umpat Farhan seraya menatap kesal Harris.

Mendengar itu, semuanya kompak tertawa. Baru juga Farhan datang, tapi dia sudah sudah menjadi bahan bully Harris.

"Terus kenapa muka lo begitu? Ada masalah? Cerita," ucap Tata merasa ada sesuatu yang Farhan yang sembunyikan dari mereka.

Farhan menggaruk tengkuknya. Sepulangnya dia mengantar Adinda, Farhan benar-benar merasa masih shock mendengar cerita Adinda yang bercerita bahwa dia baru saja dicegat, ditampar dan diperlakukan kasar oleh Elga.

Di sisi lain, Farhan sangat ingin mengadu kepada Reza, namun di sisi lain juga, Adinda melarang Farhan untuk mengadu dan menceritakannya kepada Reza. Karena, Adinda tidak mau ada keributan berlanjut antara Reza dan Elga. Adinda tahu bahwa Reza pernah berkali-kali masuk BK hanya karena tidak akur dan terus bermasalah dengan Elga.

"Gak apa-apa," jawab Farhan dengan wajah kaku, dia takut di amuk Reza bila ketahuan menyimpan rahasia tentang Adinda.

"Mesen kopi enggak, Han?" tawar Doni.

Farhan mengangguk. "Satu dah, boleh,"

Malam itu, Reza benar-benar menghabiskan waktu malamnya bersama dengan teman-temannya untuk membicarakan tentang Elga yang kembali datang. Dan selama pembicaraan itu berlangsung, rasanya mulut Farhan gatal ingin bercerita, namun apa daya, Adinda melarangnya untuk bercerita. Jadi, selama mereka membicarakan tentang Elga, Farhan hanya bisa menyimak sembari minuman kopi yang dipesannya.

-DM-

Keadaan ruangan kelas fakultas Ekonomi dan Bisnis kali ini cukup sepi dan sunyi. Hanya ada suara AC yang belum di servis di dalam ruangan itu. Semua mahasiswa dan mahasiswi yang biasanya sangat ramai dan heboh, apa lagi bisa dosen yang mengajar di kelasnya mereka adalah Reza, pasti akan ada candaan di setiap detiknya. Tapi, tidak untuk hari ini. Hari ini, mereka semua lebih banyak diam dengan wajah takut dan juga melas melihat ekspresi wajah Reza yang sangat jutek dan datar.

Saking takutnya, bahkan tak ada satu pun dari mahasiswa dan mahasiswi kelas itu yang berani untuk mencoba meledek dan berisik karena wajah masam dan datar Reza yang sepertinya sedang tidak baik untuk di ajak bercanda.

Bahkan, Jamal, Gio dan Elang yang biasanya suka menggoda dan menguji kesabaran Reza hari itu bungkam selama kelas di mulai, karena saking ngerinya dengan wajah jutek dan datar Reza. Bahkan, nada bicara dosen itu terdengar sangat dingin dan jutek.

Pokoknya, hari ini pak Reza tanpa jokes guys!

"Serem banget pak Reza hari ini," bisik Elang kepada Gio.

Gio mengangguk setuju. "Iya. Makannya jangan berisik lo," balas Gio yang berbisik juga.

"Berisik banget lo berdua! Jangan berisik deh, maung pak Reza lagi bangun noh!" omel Jamal dengan wajah serius.

"Anjay Jamal serius nih," goda Gio.

"Kagak sih sebenernya," Jamal tertawa pelan.

"AWW!"

Teriakan itu berasal dari Jamal dan Gio. Keduanya berteriak akibat meringis kesakitan saat mendapatkan lemparan sebuah benda ringan namun tetap saja, rasanya sakit dan linu. Benda itu sengaja Reza lemparkan ke arah Jamal dan Gio agar mereka berhenti mengobrol.

"Kalau kalian mau bercanda, keluar kelas!" seru Reza dengan wajah datar dan nada ketus membuat suasana kembali menjadi hening dan sepi. Tak ada satupun yang berani menyahuti Reza.

"Kebiasaan banget bercanda mulu."

Tbc

pak dosen mode serius😭😭🙈❤️

vote nya jangan sampe di skip, hargai penulis. Karena bikin cerita dan nulis chapter itu ga semudah yang kalian bayangkan☺️

Not call me Thor, author! Call me win!

See you next time guys♡︎

- -

- -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


JAEHYUN NCT AS REZA ADITYA MAHARDIKA PUTRA

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang