Episode 03 - Maaf Dan Penyesalan

66.7K 4.9K 264
                                    

Enjoy guys and budidayakan vote dulu sebelum membaca besti!!!

*N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja ya luvvie!

NOTE. call me win, not author!

Sebelum lanjut baca. Aku mau tanya sama luvvie nih!

Jawab ya!

1. Warna kesukaan besti?

2. Makanan kesukaan besti?

Koment ya😠

• • • • •

Episode 03 - Maaf dan penyesalan

"Tuhan menciptakan sebuah penyesalan supaya manusia sadar, bahwa sesuatu hal tidak bisa datang atau di ulangi untuk kedua kalinya."

• • • • •

Sudah direvisi✅

Keesokan harinya, Adinda kembali terbangun tepat pada jam enam pagi. Tak menunggu apa-apa lagi, Adinda langsung bergegas untuk mengambil handuk dan berjalan memasuki kamar mandi yang terletak didalam kamarnya untuk segera mandi.

Setelah menghabiskan waktu dua puluh menit untuk mandi, memakai baju juga merapihkan kamarnya. Adinda langsung berjalan keluar dari kamarnya dengan tas yang di gendongnya di samping pundak. Adinda berjalan menuruni tangga dan langsung berjalan menuju meja makan.

"Adinda hari ini berangkat di antar papah ya sayang," ucap Anggita.

Adinda mengangguk lalu terduduk di kursi kosong samping Aibil.

"Ya sudah, kamu selesaikan dulu sarapannya, papah mau ngopi sebentar di depan teras," ujar Ibnu, papah dari Adinda.

Adinda mengangguk. "Iya pah." sahutnya. Setelah itu Ibnu berjalan pergi dari ruang makan dengan secangkir kopi yang di bawanya keluar rumah.

"Yaelah. Udah, berangkat bareng mas dosen aja," goda Aibil yang mulai mengompori Adinda yang terlihat masih tenang dan adem.

Mendengar ucapan Aibil membuat hati tenangnya langsung terkecoh dan hawanya langsung panas. Adinda menatap tajam Aibil. "Apaan sih lo, bahasnya dia mulu." dengus Adinda.

"Dih, sejak kapan gue bahas dia? perasaan baru kemarin gue bahas dia," sahut Aibil tak mau kalah.

Adinda memutar bola matanya malas, lalu mengunyah roti buatan sang mamah dengan wajah masam dan juga mengunyahnya paksa. "Adinda berangkat." pamit Adinda sembari bersalaman kepada Anggita.

"Heh, gak salaman sama gue, lo?" tanya Aibil menatap Adinda tak habis pikir.

"Harus banget ya?! Lo mah gak penting!" jawab Adinda ketus dengan wajah jutek. Kemudian, Adinda berjalan keluar rumah menghampiri sang papah.

"Dih, songong banget. Biarin aja nanti gak gue kasih restu sama si Reza," cibir Aibil bergumam.

Aibil meringis saat mendapatkan pukulan pelan dari Anggita. "Hush, mulut kamu ya!" omel Anggita sedang Aibil hanya cengengesan sembari menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang