Episode 14. Pengakuan Adinda

30.5K 2.5K 32
                                    

Budidayakan vote dulu sebelum membaca.

*N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja soalnya ga di baca ulang ehe, biar aku benerin!

• • • • •

Episode 14 - pengakuan Adinda

"Gila, keren banget! Dari banyaknya mahasiswi yang naksir sama pak Reza, ternyata Adinda yang cuek pemenangnya,"

- Shinta -

• • • • •

Sudah direvisi ✅

Reza merebahkan tubuhnya di atas kasur kamarnya setelah mengantar Adinda pulang, dan karena sangking lelahnya menyetir, Reza sampai langsung tertidur pulas tanpa berganti baju terlebih dahulu. Karena, sudah sangking lelah dan pegalnya Reza mengemudi mobil sendirian.


Baru saja beberapa menit terlelap tidur, Reza terbangun dari tidurnya karena mendengar kebisingan dari luar kamarnya. Dengan langkah yang cepat Reza berjalan keluar dari kamarnya lalu berjalan menuruni tangga dan menghampiri sumber suara. Saat Reza sudah sampai di lantai bawah terlihat Ryan yang sedang memarahi Sasya dengan nada ketus dan tinggi.

"PERGI LO DARI SINI!" bentak Ryan seraya menarik paksa tangan Sasya untuk keluar dari rumahnya.

Reza yang melihat sasya dibentak dan ditarik-tarik secara paksa oleh Ryan pun langsung menghampiri keduanya dan menepis tangan Ryan. "Kenapa sih? Lo kenapa teriak-teriak sambil narik-narik kasar tangan Sasya gini," ucap Reza bertanya.

"Pulang lo!" seru Ryan yang berniat menarik tangan Sasya lagi, namun, Reza langsung menepis tangan Sasya dan menarik Sasya lalu membawanya berdiri di belakang tubuh kekarnya.

"Budeg?" Reza menatap Ryan datar.

Ryan mendengus. "Diam. Lo gak tau apa-apa." lantang Ryan.

"Kenapa sih?! Kenapa kalian gak ada hentinya buat ribut? Gue capek denger ocehan kalian berdua setiap hari," oceh Reza merasa kesal.

"Dan, lo. Jangan berani-beraninya kasar sama perempuan!" seru Reza.

Ryan tertawa hambar. "Dia itu harus kasarin biar dia sadar diri sama posisinya, kalau dia itu bukan P.R.I.O.R.I.T.A.S, gue." tegas Ryan dengan penuh penekanan.

Sasya yang berdiri di belakang tubuh besar Reza hanya bisa menangis terisak-terisak saat mendengar makian, bentakan dari Ryan yang benar-benar menusuk hatinya. "Ryan jahat."

"Ya. Gue emang jahat," balas Ryan dengan nada ketus.

Reza menatap Sasya dan juga Ryan secara bergantian, kedua anak remaja itu sama-sama terdiam. Reza tahu, Ryan bukan lah sosok laki-laki yang kasar apalagi berani membentak-bentak perempuan. Memang begitu, jika Ryan sudah merasa kesal ataupun merasa sangat benar-benar lelah dengan keadaan, Ryan akan menjadi sedikit kasar dan suka membentak orang di sekitarnya.

"Jelasin sama gue, kalian berdua ada apa? kenapa ribut begini?" tanya Reza dengan nada lembut mencoba untuk membuat kedua insan itu tenang dan tidak emosi apalagi Sasya yang masih menangis.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang