Episode 04 - Bocil Keramat

59.6K 4.3K 186
                                    

Budidayakan Vote dulu sebelum membaca!

*N. Kalau ada typo atau salah ketik koment aja soalnya ga di baca ulang ehe,

• • • • •

Episode 04 - Bocil keramat

Heran, dimana-mana pasti selalu ada Sasya si bocil keramat yang suaranya merdu dari Sabang sampai Merauke.

• • • • •

Sudah direvisi✅

Reza berjalan memasuki rumahnya dengan raut wajah yang tidak bisa diartikan, jujur saja Reza senang bisa bertemu dengan Adinda dan mengajaknya jalan namun disatu sisi Reza sedikit kecewa dengan jawaban Adinda tadi. Tapi tak apa, Reza pasti paham betul tentang perasaan Adinda.

Reza kemudian duduk di sofa ruang tengah rumahnya, munculah ibunda Reza yang bernama Resti, dengan raut wajah aneh melihat tingkah anaknya itu.

"Kamu kenapa Za? kok senyam-senyum sendiri sih?" tanya Resti.

Reza menggelengkan kepalanya. "Gapapa kok Bun, aku cuman pengen aja kayak gini," jawab Reza diiringi senyuman sumringah.

"Jangan bilang kalau kamu lagi jatuh cinta ya? Apa bangun cinta?" tebak Resti dengan wajah meledek membuat kuping Reza memerah dan pipinya merona malu.

"Apaan sih, bunda, enggak kok mana ada," cicit Reza.

"HALO TANTE RESTI, BANG REZA, SASYA BERADA DI SINI!" teriak cempreng dari seorang gadis berambut panjang membuat Resti dan Reza menengok ke arah pintu rumahnya dan mendapati sosok gadis yang hobinya suka teriak-teriakan di rumahnya membuat kuping Reza kepanasan dan pengang.

Reza memutar bola mata malas. "Aduh Bunda ngapain sih nyuruh anak ini kesini?" tanya Reza kesal.

Gadis itu bernama Sasya Anastasya, seorang gadis yang memiliki sifat ceria dan murah senyum dengan tubuh mungil yang membuatnya terlihat tampak menggemaskan. Sasya berjalan ke arah Reza dan memukul lengan Reza dengan kencang hingga menimbulkan suara nyaring, Reza yang menerima pukulan maut dari Sasya langsung meringis kesakitan.

"Sialan sakit." umpat Reza kesal yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Resti.

"Habisnya bang Reza songong sih. orang Sasya kesini mau ketemu sama ayang Ryan kok," ucap Sasya yang kemudian menengok ke arah kanan dan kiri namun tak menemukan sosok Ryan.

"Ryan nya lagi futsal mending kamu bantuin tante masak makan malam yuk! Sekalian nungguin Ryan pulang."  ajak Resti.

"Ayo tan." Sahut Sasya dengan penuh semangat membuat Resti terkekeh pelan. Jadi begini ya rasanya punya anak yang tampan, pasti ada saja anak gadis yang main kerumahnya untuk menemui putra-putranya itu.

Kemudian Resti berjalan ke arah dapur diikuti oleh Sasya dan Reza hanya bisa memijat pelipis keningnya, dia merasa aneh kenapa Ryan adiknya selalu di datangi anak gadis? Sepertinya banyak yang menyukai Ryan, sedangkan dirinya tak ada sama sekali yang menghampiri atau mendekati padahal muka Reza tak jauh lebih tampan dari adiknya.

"Padahal tampang gak jelek-jelek banget tapi kok- OWH YA!" ucapannya terpotong saat mengingat sosok Adinda.

"Gue harus chat dia, biar nomor gue disave sama dia." ucap Reza.

DOSENKU MANTANKU [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang