Tujuh Puluh Sembilan PENGGANGGU RUMAH

Mulai dari awal
                                    

Angger tertegun dan mencebik pelan membuat Gemintang tertawa.

"Tamunya siapa? Tamunya Ibuk?"

"Mbak Laras."

"Uhuuk..." Angger yang sedang menyeruput wedang ronde tersedak. Gemintang menepuk punggung Angger pelan. "...Laras?"

"Iya. Datang langsung...bruk! Jatuh. Pingsan."

Angger menatap kamar tamu tepat ketika Putri keluar dari sana.

"Ga mau di bawa ke rumah sakit, Mas." Gemintang melanjutkan penjelasannya.

"Pulas kok tidurnya. Nanti gantian saja jaga sambil nunggu Bapakmu pulang." Putri duduk dan meraih wedang jahenya.

"Gimana urusan ke Rangkasbitung nya Mas?"

"Sudah dikembalikan kotaknya."

"Alhamdulillah." Gemintang dan Putri serempak mengucap syukur dan menatap Angger yang seperti sedang memikirkan sesuatu.

"Ada apa Mas?"

Angger mendongak. "Tidak ada apa-apa. Cuma bingung kok Laras sampai kemari. Dia ga pulang pas bapaknya meninggal."

"Huum. Bingung juga mau tanya-tanya ya. Kan bukan urusan kita. Tapi dia kok datang ke rumah ini?" Putri menimpali sambil mencomot kue dari piring.

 Tapi dia kok datang ke rumah ini?" Putri menimpali sambil mencomot kue dari piring

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Intinya itu...ada apa? Gitu saja."

Gemintang berbisik.

"Ga usah kepo. Kalau kamu yang kepo semua susah nanti, Mi." Putri menimpali dan menatap Angger yang mengangguk setuju.

"Ga kepo ya judulnya. Tapi dia kemari pasti ada alasannya. Masa ya ujug ujug datang. Kan dia bisa saja ke rumah orang tuanya atau kemana gitu?"

"Heh...minum air putih yang banyak. Kan sudah dibilang bapaknya meninggal saja dia ga pulang, Gemintang." Putri balas berbisik.

"Oh...iya. Lha terus kok kemari, gitu."

"Haduh. Ngger. Urus istrimu itu. Tobat aku."

Putri membuka mukena yang sejak tadi masih dia pakai. Dia kembali menyeruput wedang jahenya.

"Tapi keadaannya stabil?"

"Badannya dingin banget, Mas. Seperti habis kecebur air es."

"Susah kalau menolak dibawa ke rumah sakit. Kalau ada apa-apa kita yang bingung."

DARI BALIK KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang