Tujuh Puluh Delapan PRIA MISTERIUS

2.4K 695 109
                                    

Penulis amatir seperti saya ini, kalau sekali update yang baca 300-500 orang saja rasanya udah kayak cuwaaaw

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Penulis amatir seperti saya ini, kalau sekali update yang baca 300-500 orang saja rasanya udah kayak cuwaaaw...cimiwiwww...berasa penulis beneran hehhehe

Selamat membaca teman-teman. Ada yang belum gajian seperti saya?

*

Setelah membangunkan Mbok Sumi dan pekerja lain untuk berpindah ke bilik.

"Duh Gusti...! Minta diapakan kamu itu, Gemintang Cahaya? Heh?"

Angger menurunkan tangannya. Dia yang dengan ekspresif mengomel pada Gemintang akhirnya menghela napas panjang.

"Kamu itu ga takut sama mahkluk astral?"

"Mas...orang mati itu kan butuh doa. Mereka ga bisa ngapa ngapain."

"Nah...itu aku setuju. Tapi bagaimana kalau yang kamu ikuti sama Mas Kelik tadi itu orang beneran? Orang beneran bisa saja jahat Mi...kalau kamu kenapa-napa gimana?"

"Kalau dia orang beneran berarti kita perlu lapor polisi Mas. Kan namanya dia menerobos properti orang lain Mas..."

"Ada buktinya?"

Gemintang sibuk merogoh kantong kardigan nya. Dia lalu mengulurkan ponselnya pada Angger. "Aku tadi tremor setengah mati. Jadi fotonya mungkin ga fokus."

Gemintang memang secara reflek mengambil beberapa gambar walaupun tidak dipungkiri dia sangat penasaran dan deg degan. Angger mengubek ponsel Gemintang.

"Ga ada apa-apa. Nih lihat..."

Gemintang mendekat ke arah Angger dan ikut mengamati ponselnya." Lah tadi itu siapa? Eh...apa maksudku..."

Mereka berdua lalu sibuk mengubek ponsel hingga benar-benar yakin tidak menemukan apapun. Angger menghela napas.

"Sedang hamil. Jangan keluar tengah malam. Terus aku kok ga yakin kamu tremor?"

"Itu tadi otomatis Mas. Lha wong ada yang mencurigakan kok masa diam saja. Dan beneran aku tadi itu gemeteran..."

"Mbok teriak minta tolong..."

"Tahu ilmu sirep ga Mas? Orang-orang semua tidur."

"Mas Kelik ga tidur."

"Mas Kelik tadi bilang dia keliling. Mas kan dengar sendiri. Jadi dia pasti ga kena."

"Kamu? Kamu kan juga di dalam rumah sebelumnya."

DARI BALIK KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang