Tujuh Puluh Sembilan PENGGANGGU RUMAH

2.5K 693 197
                                    

"Mak kok kamu kayak orang nganggur bisa nulis tiap hari?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mak kok kamu kayak orang nganggur bisa nulis tiap hari?"

"Nganggur dari negeri Wakanda?"

Bukan begitu konsepnya. Tapi aku tuh sambil ngapain aja nyambi nulis karena aku bukan tipe penulis yang butuh tempat sepi ( ex : kuburan ) untuk bisa nulis. Percaya atau enggak, aku bisa bikin telinga ga dengar sekeliling dan tetap menulis padahal tempat itu ramai banget.

Istilahnya, aku sering punya duniaku sendiri yang hanya ada aku dan pikiranku.
Aku juga tipe orang yang bisa mengendalikan mimpiku harus seperti apa.
Itulah mengapa aku mirip Bang Chan

😂 Aku nek sombong wagu sodara sodara

*





"Hujannya kok ya ndlejih banget ya Mi?"

"Iya..."

Setelah kegaduhan yang terjadi.

Gemintang menatap keluar melalui jendela kamar khusus tamu. Jendela itu berembun cukup tebal.

"Besok kapan-kapan pasang kanopi Put di depan itu." Gemintang menunjuk ke arah luar tepat di depan jendela.

"Iya. Belum sempat. Kemarin Bapakmu juga bilang."

"Huuuh..." Gemintang menghela napas panjang seakan meratapi situasi itu. Pandangannya lalu tertuju pada sosok Laras yang masih tertidur pulas. Tadi, Gemintang dan Putri berpikir untuk membawa Laras ke rumah sakit namun cengkeraman tangan Laras ke tangannya membuat Gemintang urung melakukannya. Apalagi ketika Laras justru menggeleng kuat dan mencoba mengucapkan sebuah kata namun tidak berhasil.

Akhirnya, dengan peralatan dasar medis Gemintang dan Putri mengambil tindakan. Sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan selain suhu tubuh Laras yang sangat dingin. Putri menyelimuti Laras hingga berlapis-lapis. Dan mereka harus menunggu entah kapan bisa mengetahui apa yang terjadi pada Laras sebenarnya.

"Mobilnya siapa masuk, Mi?"

Gemintang kembali menatap keluar. "Mas Angger. Tunggu di sini Put."

"Hmm."

Gemintang keluar sambil membenahi mukena yang dia letakkan asal di kursi depan kamar tamu. Dia melangkah ke rumah tamu dan membuka pintu.

Angger mengucapkan salam saat Gemintang membuka pintu. Gemintang menjawabnya cepat dan menatap Angger lekat. "Kan ada payung di mobil, Mas. Aku yang taruh."

DARI BALIK KELAMBUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang