🔹20. Lagu Untuk Istriku

Start from the beginning
                                    

"Benar, ratu bullying paling bahaya di sekolah ini," ucap Sasya mengangguk setuju.

"Aku tidak takut, dia hanya manusia sama seperti kita."

Sasya mengeplak dahinya gemas melihat Naira yang begitu santai tidak ada reaksi ketakutan sedikit pun dari kedua mata dibalik cadar putihnya itu.

"Gays! Lo tahu gak sekarang Pak Ikbal akan masuk!" seru Cecilia heboh tiba-tiba datang.

"Dah tahu, kan sekarang pelajaran kesenian," ucap Keyla malas melihat kehebohan satu teman kelasnya ini dari kelas 11 sampai sekarang selalu bersamanya.

"Masalahnya tuh sekarang praktek nyanyi! Huhu! Gue gak bisa nyanyi lagi dan wajib punya teman duet."

"APA?!" kompak Sasya juga Kayla panik.

"Anjir iya gue lupa, minggu lalu kan Pak Ikbal ngasih tugas untuk latihan nyanyi untuk setiap dua orang muridnya, nanti dipraktekin pas ada pelajarannya." Sasya mengigit jarinya cemas.

"Key gue sama lo duet yah." Keyla menarik tangan kakak kembarnya itu. Soalnya kakaknya ini suaranya bagus makanya setiap hari dia selalu memakai headset di telinganya.

"Ogah."

Singat, padat dan nyelekit.

"Lo tega banget sama adik lo sendiri. Nanti gue ngiringin lagunya biar suara emas gue ketutupan."

Keysa mendesis menatap sinis adiknya itu. Saat butuh dia datang kepadanya.

"Ya ya ya, lo jadi teman duet gue nanti, puas?" Keysa tidak mau adiknya itu semakin memohon padanya karena menganggu ketenangannya saat ini.

"Aaaa kakak gue the best!" Keyla memeluk kakaknya dengan sayang.

"Memangnya wajib yah semua orang di kelas ini praktek nyanyi?" tanya Naira akhirnya bertanya.

"Wajib banget! Kita sudah kelas 12 harus banyak nilai. Walaupun ini baru semester 1 tapi praktek pas semester 2 akan lebih susah mungkin Pak Ikbal akan nyuruh kita main biola, gitar, atau alat musik yang lainnya. Sekarang praktek nyanyi gampang-gampang susah. Gampang bagi orang yang memiliki suara bagus tapi gimana jika suaranya jelek? Alamat jadi bahan tertawaan," jelas Sasya panjang kali lebar membuat Naira mengangguk paham.

"Lo bisa nyanyi Nai?"

Naira menggelengkan kepalanya. "Tidak bisa. Mungin lagu arab atau sholawat aku bisa. Memangnya genre lagunya bebas?"

"Kata Pak Ikbal bebas sih. Pasti suara lo pas nanyi bagus. Gue gak sabar dengernya nanti.

"Dangdut bisa yah?" tanya Cecilia ikut menimbrung.

"Bisa, kan bebas mau genre lagu apa aja," jawab Keyla sok tahu.

"Pagi anak-anak!"

Seketika ruangan kelas ini menjadi ramai sebab kedatangan guru tampan yang membawa gitar di punggungnya.

Naira kira guru yang bernama Pak Ikbal itu adalah pria paruh baya namun ternyata masih muda. Mungkin sekitar umur dua puluh empat tahun.

"Sudah tahu kan hari ini praktek apa?" tanya Pak Ikbal sambil tersenyum lebar hingga ketampanannya semakin meningkat.

"Hot daddy ini mah," bisik Sasya melongo melihat karisma guru keseniannya ini.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Where stories live. Discover now