41_Terungkap 2_

28.3K 3.5K 231
                                    

Playlist, Day and Night - Jung Seung Hwan

Huwaaa kenapa aku update nya lama ya??? Mungkin karena beban pikiran kali ya, sama sekarang kan lagi PAS.

Aku gak sendiri kan yang nyadar kalo belakangan ini aku update nya jarang banget, paket banget.

Kadang aku suka lupa kalo aku juga punya tanggung jawab disini saking pusingnya sama masalah.

Jadi Cya disini ingin mengucapkan maaf yang sebesar-besarnya kepada para readers ku yang padahal udah nungguin banget cerita ini lanjut.

Thanks banget buat kalian karena masih stay di sini🙇❤️

📍Stay healthy everyone

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.




Arga membanting pintu rumahnya dengan keras. Menimbulkan bunyi yang sangat kencang.

Ira yang menyaksikan itu pun ikut terkejut, melihat putranya yang mengeluarkan aura mencengkram.

Sedangkan Adi terlihat begitu tenang dengan secangkir kopi yang ia buat sendiri.

"Kamu akan merusak pintu itu jika membantingnya dengan begitu kuat, Arga." Ucap Adi tenang.

"Persetan dengan pintu! Maksud Papa apa? Arga sudah memutuskan untuk membatalkan pertunangan ini!" Tegasnya.

"Tapi tadi apa? Di rumah sakit Om Adit malah mengatakan bahwa pertunangan ini akan segera terlaksana!"

Tadi setelah Ara sudah siuman. Adit mengatakan padanya bahwa pertunangan mereka akan terlaksana saat Ara sudah diperbolehkan pulang.

Hal itu tentu saja memancing amarah Arga. Dengan emosi yang meluap-luap. Ia segera meninggalkan rumah sakit begitu saja tanpa berpamitan kepada keluarga mereka.

"Itu keputusan mu, bukan keputusan Papa." Ujar Adi mendengus tak suka.

"Ini hidup Arga Pah! Arga berhak buat memutuskan hidup Arga!" Ujar Arga penuh penekanan.

"Kamu anak ku, jadi wajar jika hidupmu saya atur! Hidup mu adalah kehendak ku, jadi apapun yang kamu lakukan perlu persetujuan ku!"

"Lagi pula, apa yang kamu harapkan dari gadis yang tidak tau asal usulnya! Gadis yang gak jel-

Belum sempat Adi menyelesaikan perkataannya. Ia sudah lebih dulu mendapatkan pukulan mentah dari putranya.

Terpancar jelas amarah yang begitu kentara di kedua mata Arga.

"Berani sekali kamu memukul Papa mu sendiri. Hah!" Marah Adi dengan tatapan tajam.

"Papa yang buat Arga kaya gini!" Balas Arga tak kalah tajam.

"Hanya karena gadis yang tidak jelas itu kamu sampai berani memukul Papa mu?"

"PAPA GAK TAU APA-APA TENTANG ANA! jadi cukup diam dan jangan ikut campur!"

Rintik HujanWhere stories live. Discover now