15_Kepercayaan_

21.4K 3.2K 138
                                    

Sebelum membaca alangkah baiknya kalian pencet bintang dulu di pojok kiri bawah vren😗

Jangan lupa juga komen di setiap paragraf nya✌️🤩


Playlist, Fixed - Kim Bum Soo

Kepercayaan itu sulit dibangun, namun mudah di hancurkan

Happy Reading

Ana tidak memperdulikan rasa pusing pada kepalanya yang penting ia bisa membujuk Adit untuk pulang

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Ana tidak memperdulikan rasa pusing pada kepalanya yang penting ia bisa membujuk Adit untuk pulang. Karena ia tak tahu dirinya ada dimana saat ini.

"Turun!"

Ana menatap Adit tak percaya. "Maksud Papa? Aku harus turun?" Tanya Ana. Ia ingin memastikan bahwa pendengaran nya pasti salah.

"Saya tidak suka mengulangi perkataan saya!"

Ana menatap Adit tak percaya. Nafasnya perlahan memburu karena emosi. "PAH! AKU GAK MUNGKIN TURUN DI TENGAH JALAN SEPI GELAP KAYA GINI!"

"Bukankah kamu ingin turun tadi?" Tanya Adit tajam.

"Itu tadi Pah! Sekarang Ana aja gak tau kita dimana. Please kita pulang ya Pah!"

"Turun saya bilang!" Ana menggeleng kuat. Air matanya sudah kembali meluncur lagi. Bagaimana bisa Papanya tega ingin menurunkannya di tengah jalan sepi, gelap gulita di malah hari?

"NGGAK PAH! ANA GAK AKAN TURUN!"

"Jangan bikin saya marah!" Ucap Adit penuh penekanan.

"Nggak Pah...kenapa Papa tega banget sama Ana? Kalo Ana kenapa-kenapa gimana?" Ana mengusap air matanya kasar.

Adit segera turun dari mobil membuat Ana semakin panik.

"Turun!" Adit berusaha menarik Ana keluar. Tapi Ana berusaha tetap bertahan di tempatnya.

"Nggak Pah! Ana gak mau turun! PAPA! ANA GAK MAU!" Histeri Ana membuat Adit semakin marah.

"TURUN!" Bentak Adit. Ana menggeleng kuat dengan air mata yang menetes dengan deras.

"ASTAGFIRULLAH PAH! ISTIGHFAR! INI ANA! INI ANA! PUTRI PAPA! PAPA TEGA TURUNIN ANA DI SINI SENDIRIAN?" Teriak Ana frustasi tanpa sadar darah mengalir keluar lewat hidung Ana namun tidak di perdulikan oleh Adit.

"APA PEDULI SAYA! SAYA BUKAN PAPA KAMU! SAYA TIDAK PEDULI SAMA KAMU! SAYA BILANG TURUN ANAK SIALAN!" Dengan kuat Adit menarik Ana keluar sehingga berhasil lalu mendorong tubuh Ana ke aspal.

"Akh!" Ana melihat sikut nya terluka karena bergeser dengan aspal. Tidak peduli dengan lukanya Ana kembali bangkit.

Dugh Dugh Dugh...

"Pah buka Pah! Ana gak mau di tinggal sendiri disini!" Adit tidak mendengarkan perkataan. Ia melajukan mobilnya dengan cepat.

Dugh..Dugh..Dugh..
"PAPA BUKA PINTUNYA!" Teriak Ana yang masih berusaha membuka pintu mobil walau dalam keadaan berlari.

Rintik HujanWhere stories live. Discover now