4_Hujan_

32.2K 3.6K 121
                                    

"Banyak orang beranggapan bahwa hujan adalah suatu hal yang buruk, tapi sesuatu yang buruk itu menyimpan kebaikannya"

Dokter Gibran adalah dokter sekaligus sosok kakak yang membuat ana benar-benar merasakannya sosok Abang yang sesungguhnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dokter Gibran adalah dokter sekaligus sosok kakak yang membuat ana benar-benar merasakannya sosok Abang yang sesungguhnya.

Memikirkannya membuat Ana terkekeh, kenapa bukan Gibran saja yang menjadi Abangnya, kenapa harus Alan.

Ana kini tengah duduk menunggu doketr Gibran, tiba-tiba merasakan sakit di kepala nya, semakin lama ia merasakan pusing yang amat hebat di kepalanya.

"Akh!" Ana terus menerus memukul kepalanya, berharap bisa mengurangi rasa sakit tersebut.

Tes Tes..

Bruk!
Bugh!

Ana terjatuh saat mencoba untuk berdiri, dan tergeletak begitu saja dilantai. Ia merasakan pengelihatannya semakin mengelap.

"ANA!"

Sebelum kesadaran Ana hilang, samar-samar ia mendengar suara yang meneriakinya.

***

Arga baru saja keluar dari kamar mandi, sepulangnya ia dari rumah Ana.

Ia meraih HP-nya yang dari sore tidak dia aktifkan. Ada banyak sekali pesan serta panggilan yang tak terjawab.

Ia jadi mengingat kejadian 1 bulan lalu, dimana ia akan dijodohkan dengan seorang wanita yang sejak kecil sudah tumbuh bersamanya.

Namun untuk saat ini wanita itu berada di luar negeri untuk pengobatannya dan keluarganya yang juga memiliki urusan disana.

"Mama tau kamu sayang dan cinta sama Ana, tapi ini papa kamu yang minta Arga, mama juga gak bisa berbuat apa apa."

"Itu Mama tau, gimana perasaan Ana kalo tau Arga dijodohin mah? Gimana sama perasaan dia?" Tanya Arga lirih.

"Dia sakit Arga, dia butuh kamu, tolong mengertilah Arga."

"Apa yang dia butuhkan dari Arga Mah? Arga emang sayang sama dia tapi hanya sekedar sahabat nggak lebih!"

"Kenapa nggak bang Gibran aja yang Mama sama Papa jodohin? Kenapa harus aku?" Ira hanya mampu terdiam.

Arga mengangguk paham, "kalo itu emang mau mama sama papa, oke Arga terima, tapi jangan salahkan Arga kalo mama liat putra Mama ini akan menghancurkan dua hati wanita sekaligus!"

Ia duduk di tepi ranjang sembari mengeringkan rambutnya yang basah.

drt..drt..
Arga melirik HP-nya, di sana tertera nama 'Ara'
'Arga, tunggu kejutan dari aku ya!'

Arga menghela nafas lelah saat membaca pesan tersebut. Saat ini bayangan wajah wajah sedih Ana sudah bermunculan dipikirannya.

Bagaimana jika Ana mengetahui hal ini? Apakah ia sanggup melakukannya?

Rintik HujanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang