2_Kantin_

41.9K 4K 23
                                    

Ana dan Alvian masih terus berlari, sampai suara Ana mengintruksikan membuat Alvian menghentikan larinya. "Bentar kek, istirahat ha..ha... Capek nih." Ucap Ana pelan lalu memberhentikan larinya.

Mereka berhenti sejenak untuk bernafas dengan tenang.

Mata Alvian mengedarkan pandangannya dan bertubrukan dengan sepasang mata tajam yang tengah memperhatikan mereka, lebih tepatnya memperhatikan Ana.

"Eh! Eh!" Panggil Alvian.

"Apa sih?" Kesal Ana karena ia tengah merasakan kepalanya yang tiba-tiba pusing.

"Itu kakak kelas yang di sana kayanya ngeliatin kita terus deh." Ucap Alvian.

"Hm." Jawab Ana acuh.

"Hm? by the way nama lo siapa? Lo kan udah tau nama gue, tapi gue belum tau nama lo." Tanya Alvian.

karena tak mendapatkan jawaban dari Ana, membuat Alvian sendiri kesal. "Ck! Punya mulut kan?"

"Ck! Ternyata Lo orangnya kepo-an ya, banyak nanya." Jawab Ana dengan kesal, sebenernya itu tidak bisa disebut sebagai jawaban atas pertanyaan yang di ajukan oleh Alvian.

"Sumpah lo ngeselin banget jadi cewek." ucap Alvian, membuat Ana memutar bola matanya.

"Udah mau lari lagi?" tanya Alvian, sebab Ana yang sudah bersiap untuk lari kembali.

"Berisik lo! Lo nggak liat tuh di lantai tiga ada yang ngawasin, mending lari lagi daripada ditambah hukumannya, biar cepat selesai!" Alvian melihat sosok pak Asep di lantai tiga tengah memperhatikan mereka.

BRUK!

Alvian menengok ke arah sumber suara, ternyata Ana yang terjatuh saat hendak kembali lari.

"Lo gak papa? Eh! tapi muka lo pucat banget, lo sakit?" tanya Alvian sambil membantu Ana untuk berdiri.

"Gue gapapa." Ucap Ana yang ingin kembali berlari tapi lengannya terlebih dahulu di cekal karena tubuhnya yang ingin kembali jatuh.

"Biar gue aja." Ucap seseorang yang tiba-tiba datang dan langsung mengendong Ana menuju UKS.

Ana yang sepertinya paham betul suara siapa itu, membiarkan dirinya diangkat.

Alvian masih memperhatikan sosok yang telah membawa Ana pergi.

"Ngeliatin apa? Lanjut lari!" Alvian yang tau suara siapa itu, langsung saja melanjutkan hukumannya.

***

Arga terus memandangi wajah Ana yang masih pucat dengan khawatir.

"Enghh!"

"Gue dimana?" tanya Ana yang masih belum menyadari kehadiran Arga di sampingnya.

"Kamu di UKS." Jawab Arga berhasil membuat Ana kaget.

"Arga! Ugh!" Arga membantu Ana untuk duduk, tak lupa ia mengecek suhu tubuh Ana kembali namun masih belum kembali normal.

"Kamu demam Ana, kamu pasti melewatkan sarapan mu?" tanya Arga dengan lembut, membuat Ana merasa bersalah padanya.

"Kamu tau kan kalo kamu punya maag? Kenapa masih ngelewatin sarapan? Ditambah sekarang malah demam." tanya Arga lagi.

"Udah telat juga ih." jawab Ana dengan lirih sambil menundukkan kepalanya.

Arga menghela nafas panjang, lalu mengusap puncak kepala Ana, membuat gadis itu menatap wajahnya.

"Tunggu disini, aku beli sesuatu dulu." Ucap Arga sebelum berbalik untuk pergi lengannya lebih dahulu dicekal oleh Ana.

Rintik HujanWhere stories live. Discover now