31_Keluarga yang tak lagi utuh_

26.4K 3.7K 478
                                    

Playlist, Untuk Mu aku bertahan - Afgan

Jangan lupa vote and spam komennya di setiap paragrafnya vren.

Mungkin part ini akan menjawab semua pertanyaan yang bergentayangan di kepala kalian kalo baca cerita ini.

Happy Reading

Happy Reading

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.







Adit menatap lurus ke depan. Kini ia berada di kediaman kedua anaknya.

Kedua anak? Bukankah ia selalu menganggap hanya Alan saja anaknya? Apakah ia menyesali perbuatannya? Dan mulai menerima Ana sebagai anaknya?

Rasanya dia ingin tertawa selepas apa yang telah ia lakukan kepada Ana.

Adit menegak cairan berwarna ungu kemerahan itu hingga tandas. Hatinya terasa kacau saat Ana mengetahui semua ini.

Padahal dulu ia memiliki rencana untuk membeberkan rahasia ini sendiri.

Adit terlonjak saat merasakan tarikan kuat pada kerah bajunya.

"MAKSUD PAPA APA?!" Teriak Alan kesal.

Adit bisa melihat kilat amarah yang terpancar jelas di mata putranya.

"PAPA SENGAJA DATANG KE SEKOLAH BIAR ANA TAU KENYATAAN YANG SEBENARNYA?!"

"Lepas Alan!"

Bukanya melepas Alan semakin mengencang tarikan baju Adit hingga pria paruh baya tersebut merasa tercekik.

"Jangan bertindak kurang ajar terhadap orang yang telah merawat kamu Alan!" Ujar Adit dengan tegas.

Bugh!

Satu pukulan keras, sukses melayang pada rahang Adit. Membuatnya mundur beberapa langkah.

Adit menarik nafas panjang, lalu menatap Alan sekilas.

"Cepat atau lambat dia akan mengetahui nya."

Alan mengeraskan rahangnya, tangannya terkepal erat, sudah gatal ingin menghajar habis-habisan Papa nya sendiri.

"Itu karena Papa sengaja!"

"Saya tidak sengaja."

"BOHONG!"

Adit tertawa kecil. "Buat apa saya berbohong?"

"Itu karena Papa membencinya!"

Adit mendudukkan dirinya. "Seterah kamu mau bilang apa dan mau beranggapan seperti apa."

"Karena Papa memang gak tau jika orang yang menyelakai Ara itu Ana!" Adit melonggarkan dasinya karena merasa tercekik.

Alan masih diam untuk menjelaskan penjelasan dari Adit.

"Saya memang berniat untuk membongkar ini semua. Tapi tidak saat ini. Waktunya belum tepat."

Alan mengeram rendah. Ia kembali menarik kerah baju Adit.

Rintik HujanWhere stories live. Discover now