NOTE 36: Revealed Truth

123 30 29
                                    

I'm coming to terms with a broken heart
I guess that sometimes good things fall apart

Good Things Fall Apart - Illenium, Jon Bellion

[]

"Nggak usah bete gitu, dong. Kita kan, udah lama nggak ketemuan."

Riff melirik ke arah Jordan yang merangkulnya erat. Dia memang tampak bete, dan itu memang karena dia masih bete sejak dia datang ke Harmoni Nusantara kemarin. Tapi, demi Jordan, Riff memaksakan sebuah senyum tipis sambil meyakinkan temannya itu bahwa dia baik-baik saja.

Hari kemarin memang dipenuhi oleh banyak hal yang bikin bete. Pertama, Riff sadar kalau apa yang dia alami tujuh tahun terakhir adalah kesalahannya sendiri. Kedua, Riff tahu kalau Althea sudah memblokir kontaknya. Ketiga, bahwa Papa... yah, adalah Papa, dan dia mendukung Riff dengan cara yang tertebak dan tidak tertebak di saat bersamaan. Tidak aneh kalau mood Riff hari ini berantakan.

"Gue kangen perform bareng lo, Riff," kata Jordan. "Sejak pentas seni sekolah, lo nggak pernah ikut lagi kalau kita lagi tampil. Gue ngehormatin keputusan lo buat hiatus, tapi jujur aja, gue selalu berharap lo bakal neghubungin gue dan bilang kalau lo siap tampil lagi."

"Sorry," balas Riff. "Gue... yah, nanti gue kasih tahu lo alasannya."

"Oh, boleh. Gue nggak pengin tanya, tapi sebenernya gue kepo sih. Makanya gue nyeret lo buat ikut hari ini."

Riff mendengus. Dia memang sudah akan menghabiskan hari liburnya hari ini dengan tiduran di rumah atau main game saja saat Jordan datang tak diundang dan langsung menyeretnya untuk pergi tanpa bilang akan ke mana. Mungkin itu menambah perasaan betenya sedikit. Tapi sekarang, Riff tahu lebih baik baginya untuk pergi daripada mengurung diri di rumah.

"Emang kita mau ke mana sih?"

"Karaokean."

Oh sial. Riff hendak menolak, tapi rangkulan Jordan makin erat, dan tiba-tiba saja mereka sudah tiba di tempat karaoke yang dimaksud. Dia juga tidak sempat lagi memprotes karena mereka sudah bertemu dengan Jepri, Leo, dan Maia di area masuk karaoke. Mereka langsung diarahkan ke sebuah ruangan berukuran medium.

Seumur hidupnya, ini pertama kalinya Riff masuk ke ruang karaoke. Keluarganya memang suka bernyanyi, tapi jika bisa bernyanyi di rumah dengan diiringi oleh musisi kelas dunia, untuk apa pergi ke tempat karaoke, kan? Riff sendiri tidak begitu suka menyanyi karena suaranya yang agak serak kalau dipakai bernyanyi. Dia lebih suka mengekspresikan dirinya dengan bermain piano.

"Gue duluan!" seru Maia sambil mengambil alih sebuah alat—yang sepertinya adalah alat kendali mesin karaoke.

"Gue habis Maia," klaim Jepri. Dia berdiri di sebelah Maia. "Eh, Mai, bisa duet, nggak sih?"

Jordan melirik Maia dan Jepri yang sedang berdiskusi—atau mungkin berdebat—soal apakah mereka bisa duet di karaoke. Dia menggelengkan kepala sembari menoleh pada Riff dan Leo, "Biarin aja mereka berdua. Sejak pensi kemarin mereka jadi lebih deket."

"Iya, jangan kaget Riff," Leo menimpali. "Eh, Althea nggak diajak sekalian?"

"Oh iya, bener." Jordan menjentikkan jarinya. "Nggak ngajak Althea sekalian, Riff?"

Ekspresi Riff berubah jelek. "Nggak bisa."

"Hah? Nggak bisa kenapa?"

"Soalnya—"

Ucapan Riff terputus karena sebuah lagu sudah terputar dari mesin karaoke. Sial. Riff harus cepat-cepat keluar dari tempat ini.

"Soalnya apa?" teriak Jordan.

Imperfect Pitch [COMPLETED]Kde žijí příběhy. Začni objevovat