🔹8. Jangan Ragu

Mulai dari awal
                                    

"Aih, bicara sama kalian gak seru mendingan gue pergi ikut main basket bareng Anthala."

Setelah mengatakan itu Raja berlari ke lapangan basket untuk mengeluarkan keringatnya dari pada terus melihat aksi Nalan yang main mengadu pada Gama.

Jarak dari kantin ke lapangan tidak terlalu jauh. Semua orang yang sedang makan di kantin pun dapat dengan jelas melihat aktivitas di lapangan.

Kata mereka ini surga dunia. Bagaimana tidak surga dunia coba, kebanyakan murid siswi makan di kantin Bu Dayuk sambil di suguhkan para cogan yang sedang bermain basket.

"Anthala!" teriak Raja.

Anthala dengan keringat di keningnya karena sudah terlalu lama bermain basket akhirnya membalikan kepalanya ke belakang.

"Apa?" tanyanya dengan napas tersengal-sengal.

"Enggak gue mau main basket sama lo."

"Gue capek main basket, lo sendirian aja tuh sama ring."

Anthala berjalan ke tempat duduk lalu mengambil satu botol air dingin dan meneguknya.

"Anthala," panggil seseorang yang jantungnya saat ini berdetak berkali-kali lipat saat melihat rahang Anthala yang naik turun begitu menggoda.

Anthala melemparkan botol yang ia minum tadi tepat ke tong sampah lalu menatap Raja yang tengah bermain basket bersama teman-temannya, tidak peduli ada seorang perempuan yang memanggilnya.

"Thala gu—"

Anthala berdiri akan kembali bermain basket namun ditahan oleh Nadya.

"Lepas," desisnya menatap tangannya yang di pegang oleh Nadya.

"Gue bilang lepas anjing apa lo budeg, hah?!" bentak Anthala membuat semua orang menatap mereka berdua.

Banyak para murid siswi yang berbisik-bisik menatap ngeri, kenapa Nadya begitu berani mencari gara-gara dengan Anthala? Apalagi berani memegang tangan cowok yang tidak ingin diusik itu.

Nadya meremas rok pendeknya kuat lalu menatap Anthala dengan begitu dalam. "Gue ingin jadi pacar lo Thala!"

Dan seketika sekolah Starligh High School heboh mendengar ungkapkan perasaan Nadya kepada Anthala.

Semua murid semakin mendekat ingin melihat jawaban yang Anthala berikan pada Nadya.

"Lo nembak gue? Dan apa tadi, lo panggil gue Thala?" Anthala berdecih lalu tertawa sinis hingga membuat kaki Nadya melemas. Dia takut namun harus mengungkapkannya agar Anthala tidak bersama Naira. Nadya yakin Anthala mencintainya.

Hey! Nadya adalah primadona di sekolah ini setelah Manda.

"Nadya." Anthala mendekat hingga jarak diantaranya begitu intim. Bibir tipisnya itu mendekat ke telinga Nadya lalu membisikan sesuatu, "sekali lagi lo memanggil gue dengan sebutan itu, gue habisin lo saat itu juga."

"Si Nady berani juga apa dia gak tahu kosesuensi mengungkapkan perasaan pada ketua Geng CRIOZ?!" seru Sasya heboh menguncang tubuh Naira.

Naira hanya diam tidak tahu apapun, dia tiba-tiba saja ditarik ke lapangan oleh sahabat barunya ini.

"Memangnya kenapa?" tanyanya penasaran.

ANTHALA || SUDAH TERBIT Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang