51. SELAMAT DATANG AYAH

Mulai dari awal
                                    

Nyong Bakarbessy: Malu noh sama Septian yang setia aja gak banyak gaya kaya lu

Bams Adnyana: Segitu frustasinya lo gak dapet Mona sampe main Tinder Tur?

Guntur Gutama: Tinder is my life

Galaksi Aldebaran: Gimana Dan suaka margafakboi lo masih berdiri?

Guntur Gutama: Semakin bertambah. Gila dah tuh padepokan. Kenapa nanya-nanya mau join juga lu Lak?

Galaksi Aldebaran: Gue nanya Jordan bukan lu Tur

Guntur Gutama: Gue tuh emang anak tiri banget ya Gal di grup lo?

****

Dengan balutan seragam SMA putih abu-abu cowok itu merapikan rambut Kejora. Dari jarak yang dekat Galaksi terus menatap ke arah mata Kejora dengan intens yang memalingkan wajah padanya. Cowok itu memaksa Kejora agar menatapnya dengan kedua tangan.

“Ketemu dulu sama Papa kamu ya?” bujuk Galaksi, seperti membujuk anak kecil.

Kejora yang memegang seragam Galaksi meremasnya. Ketakutan berawan di matanya.

“Kalau belum siap kita keluar aja dulu nenangin diri. Aku siap nganterin kamu kemana pun yang kamu suka,” kata Galaksi.

“Aku harus ketemu Papa hari ini Gal?” tanya Kejora.

“Lebih cepat bukannya lebih baik Ra? Untuk tau keadaan dia. Untuk tau kabar dia juga. Gak baik menunda sesuatu.”

Galaksi yang merasa remasan pada pinggangnya semakin kuat membuat Galaksi menatap Kejora dengan khawatir. Khawatir kalau perempuan itu tidak siap. Khawatir kalau Kejora belum bisa menerima.

“Bagaimanapun dia tetep Papa kamu Ra. Kasi dia kesempatan untuk menjelaskan apa yang terjadi sama kamu selama kamu gak pernah ngunjungin dia di sana,” kata Galaksi.

“Aku takut Gal,” ucap Kejora getir.

“Aku bakal jagain kamu.” Janji Galaksi. “Kalau kamu takut melangkah biar aku yang jalan lebih dulu biar kamu gak takut. Kamu selalu ada buat aku Ra. Bahkan saat aku sakit pun kamu masih ada. Sekarang biarin aku membalas dan memperlakukan kamu dengan baik,” kata Galaksi.

“Kalau aku ketemu Papa, aku harus gimana Gal?”

“Lakuin sesuai apa yang kata hati kamu bilang Ra.”

“Gitu ya Gal? Aku harus ngelakuin apa yang kata hati aku bilang?”

Galaksi mengangguk. “Di dunia ini gak ada yang lebih enak selain melakukan apa yang kita suka.”

“Kalau aku pengen lari gimana Gal?”

“Lakuin apa yang kamu suka Ra. Dan Mau sampe kapan kamu lari? Lari dari suatu masalah gak akan menyelesaikan masalah itu Ra. Kamu harus benar-benar berani untuk menghadapinya. Tadi kan aku udah bilang. Kalau kamu belum bisa enggak pa-pa. Aku bisa anterin kamu jalan-jalan ke mana pun yang kamu mau. Ke hal-hal menyenangkan misalnya?” Galaksi menggengam tangan halus bagai pualam Kejora.

“Aku bingung Gal di satu sisi aku pengen lari. Tapi di satu sisi kalau aku kaya gini terus. Aku gak bakalan tau apa yang terjadi.” Kejora membuat Galaksi mengelus rambutnya.

“Tapi Gal keberanian aku jauh lebih besar. Apapun yang terjadi ke depan setelah aku dateng ke sana. Aku pasti bisa menghadapinya kan?” pernyataan dari Kejora tersebut membuat Galaksi tersenyum.

****

Hari ini Papa bebas Ra
— Batra

Begitulah pesan dari Batra yang membuat Kejora shock berat. Yang lebih membuatnya shock adalah bahwa Ayahnya tidak pernah bersalah. Bahwa selama ini Ayahnya hanya korban tuduhan. Bahkan aset-aset yang pernah disita oleh bank itu kembali lagi membuat Kejora hampir limbung di depan gedung putih kepolisian itu namun Galaksi segera menjangkaunya. Galaksi menatap perempuan itu—benar-benar khawatir.

GALAKSIKEJORA [SUDAH TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang