45. GREGET UDAH NGEBET

Bắt đầu từ đầu
                                    

“Lo kan jago masak kenapa nggak lo aja yang masak?” tanya Alfa pada Satria.

“Males.”

Sialan, batin Alfa mencoba bersabar menghadapi kakak iparnya.

“Yaudah gue balik dulu ke kamar.” Satria berbalik meninggalkan Alfa yang mendengus di belakangnya tanpa ia sadari.

Pemuda itu mengangguk sebagai jawaban lalu kembali menutup pintu kamarnya. Tidak peduli dengan rasa lengket di sekujur tubuhnya akibat keringat yang mulai mengering, Alfa memutuskan untuk bergabung bersama si pemilik kamar yang sudah star duluan mengistirahatkan dirinya.

Gaby membuka sedikit selimutnya saat merasakan pergerakkan ranjang di sampingnya. Kepalanya menyembul dari balik selimut, celingukan mencari sosok yang ternyata telah tengkurap menyembunyikan kepalanya di bawah bantal. Salah satu dari sekian banyak kebiasaan Alfa saat tidur.

“Bang Sat tadi ngomong apa sama kamu?” tanya Gaby sambil mengelus punggung telanjang Alfa dari samping

Rất tiếc! Hình ảnh này không tuân theo hướng dẫn nội dung. Để tiếp tục đăng tải, vui lòng xóa hoặc tải lên một hình ảnh khác.

“Bang Sat tadi ngomong apa sama kamu?” tanya Gaby sambil mengelus punggung telanjang Alfa dari samping.

Alfa bukannya menjawab malah mendengkur samar membuat Gaby berdecak sebal. Wanita itu menarik selimutnya kembali untuk melanjutkan istirahatnya yang sempat terganggu oleh manusia absurd di sebelahnya.

“Awas aja kalau sampai besok merengek lagi kayak bayi.”

•••🦋•••

Suara ketukan pintu rumah yang terdengar nyaring menuntut perhatian untuk segera dibukakan. Satria yang tengah asik bermain PS di ruang tamu berdecak, hendak bangkit dari tempatnya tapi urung ketika adik iparnya berjalan mendahului.

“Gue tau lo sibuk,” kata Alfa dengan wajah lempeng.

Satria mengacungkan jempolnya mantap. “Lo yang terbaik.” Ia lalu kembali fokus menghadap ke depan dimana game The Warriors kesukaannya tengah berlangsung.

Di luar sana Alfa melihat Reza berdiri di hadapannya dengan wajah datar tidak ketinggalan pula seorang bocah dalam gendongannya yang membuatnya terkekeh. Cowok itu bersedekap dada sambil menyandarkan punggungnya di sisi pintu.

“Gaya lo udah pantes jadi orang tua.” Reza mendengus mendengarnya lalu masuk begitu saja ke dalam rumah di ikuti Alfa dari belakang.

Setibanya di ruang tamu Reza langsung melepaskan gendongan bayi yang melilit tubuhnya sejak setengah jam yang lalu. Ia menoleh ke samping dimana adiknya tengah berkutat dengan gadgetnya.

“Gantian gue capek,” ujar Reza menyerahkan bayi laki-laki kepada Alfa. “Lo kan pawangnya.”

Alfa tersenyum lebar dengan senang hati ia merentangkan kedua tangannya menerima bocah kecil yang sudah ia kenal sejak bayi.

“Mbak Ita kemana?”

“Ada urusan sama suaminya,” jawab Reza seraya mendekati si pemilik rumah yang sibuk sendiri di depannya.

ALFA Nơi câu chuyện tồn tại. Hãy khám phá bây giờ