8. JADIAN?

137K 8.5K 269
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

Hai jangan lupa follow akun baru aku ya biar bisa dapetin info-info lainnya gengs⬇
Instagram @wp.uchihacia @monicafenii_

Sepuluh menit setelah bel berbunyi kini satu persatu siswa-siswi keluar dari kelas dengan wajah sumringah setelah 8 jam lamanya terkurung dalam sel bernama sekolahan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sepuluh menit setelah bel berbunyi kini satu persatu siswa-siswi keluar dari kelas dengan wajah sumringah setelah 8 jam lamanya terkurung dalam sel bernama sekolahan.

“Laper banget perut gue anjir. Pokoknya sampai di Mall gue mau langsung cari makan titik!”

“Gue setuju.” Gaby menjentikkan jarinya menunjuk Raras lalu melanjutkan. “Pesen yang banyak kalau perlu gue traktir hari ini.”

Mata Kugy berbinar mendengarnya. “Widih serius? Tumben?”

“Gue baik dikit aja langsung pada heran ck, ck, ck...” Gaby sok dramatis mengatakannya. “Kadang gak habis pikri sama jalan pikiran kalian.”

Raras dan Kugy mengulum senyum. “Bakal dapat kejutan nih.”

Dahi Gaby mengkerut tidak paham. “Maksudnya?”

Kugy malah cengengesan mengalihkan pembicaraan. “Udah-udah gak usah dibahas. Mending sekarang kita mikir mau makan apa?”

Raras mengangkat bahunya acuh. Terlalu bingung.

“Aaa..., gue tau!” seru Kugy ketika mendapat ide. “Gimana kalau kita makan tteokbokki aja? Sore-sore gini makan makanan yang pedes kayaknya enak.”

Gaby menggeleng tidak setuju. “Nggak ah, gue pernah makan tteokbokki rasanya cuma kayak tepung kanji, nyesel gue.”

Mendengar itu Raras dan Kugy tertawa ngakak. Bisa-bisanya harga diri tteokbokki yang terkenal di negara mertua disamaain sama tepung kanji. Padahal setahu mereka makanan itu terbuat dari tepung beras bukan tepung kanji.

“Lo berdua kenapa malah ketawa? Gue serius, tteokbokki beneran nggak enak,” jelas Gaby.

Kugy mengangguk, lalu merangkul pundak Gaby di sampingnya. “Iya, percaya lo kan gak pernah bohong soal makanan.”

Gaby tersenyum bangga. “Jadi mau taksi atau Grab nih?”

“Seperti biasa.”

“Oke kalau gitu gue aja yang pesen,” ucap Raras mengeluarkan ponselnya.

Wir,” panggil Gaby tiba-tiba membuat Raras dan Kugy menatapnya. “Perasaan gue kok Delicious, ya?”

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang