21. LAMPU IJO

73.2K 5.3K 86
                                    

Stop Comparing Your Self With Other People.”
Kamu hebat dengan cara kamu sendiri. Tidak peduli seberapa banyak yang membaca dan menyukai tetaplah menulis, karena menulis hanya pelampiasan, tapi itu lebih baik daripada memendam perasaan.

Don't forget to vote, gaes!!

Kaki jenjang terbalut Vans hitam itu berjalan malas menghampiri laki-laki yang duduk manis di atas motornya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kaki jenjang terbalut Vans hitam itu berjalan malas menghampiri laki-laki yang duduk manis di atas motornya. Alfa terlihat begitu sibuk dengan ponselnya tanpa sadar jika sang gadis telah berdiri tepat di sebelahnya.

Gaby berdeham menginterupsi kegiatan pacarnya lalu berucap. “Ayo pulang katanya buru-buru.”

Alfa menoleh begitu mendengar suara familiar di telinganya. Melihat Gaby sudah cemberut dia lantas mengantongi kembali ponselnya. Sejenak Alfa menelisik penampilan Gaby dari ujung atas hingga bawah.

“Yaudah naik lama gue nungguin lo keluar kelas,” ujar Alfa menahan kesal.

“Iya maaf gue tadi piket dulu soalnya,” balas Gaby.

“Kita telat itu gara-gara lo.”

“Dih, bisa gitu konsep.” sarkas Gaby.

Alfa terkekeh kemudian segera melajukan Sobri cepat karena tak ingin membuang waktu lagi. Bertepatan dengan jam pulang sekolah sepanjang jalan mulai ramai dilewati anak-anak dari sekolahan lain. Namun hal itu tidak membuat Gaby berhenti bertanya ini-itu tentang keluarga Alfa yang sama sekali belum dia tahu.

Seperti sekarang contohnya, gadis itu kembali bertanya makanan apa yang di suka atau tidak di sukai oleh orangtua Alfa. Dan seperti yang kalian tahu si Narasumber yang sibuk melajukan motornya hanya menjawab SJB di setiap pertanyaan yang Gaby lontarkan.

Singkat, jelas, bangsat.

“Selain gak suka manis Papa gak suka apa lagi?” Gaby memajukan kepalanya lebih dekat dengan Alfa. “Omong-omong kalau cemilan mau kan?”

Alfa bergumam tidak jelas di balik helmnya, lalu berhenti saat lampu merah menyala. Dan hal itu membuat Gaby semakin gencar untuk kembali mengorek lebih dalam lagi untuk mencari informasi.

Gaby membuka kaca helmnya kemudian maju lebih dekat. “Kalo Mama suka apa?”

Alfa menoleh, menatap malas gadis cerewet di belakangnya. “Kenapa sih?”

“Nanti mampir bentar depan sana ya gue mau beli sesuatu.”

“Nggak perlu. Lo ke rumah gue bukan mau jenguk orang sakit ngapain repot-repot beli sesuatu segala?” tanya Alfa yang kembali memacu motornya saat lampu merah telah berganti warna.

“Masa iya gue datang cuma bawa nyawa doang?” ujar Gaby tak terima.

Alfa mendengus, “Lo itu cuma mau ketemu sama nyokap gue bukan sama Presiden ngapain mikir sampai segitunya?”

ALFA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang