~ 48 ~

5.4K 303 89
                                    



🔥🔥🔥🔥🔥


Ella melewati koridor dengan beberapa buku milik teman sekelasnya yang ia bawa. Wali kelas mereka tadi menyuruhnya untuk membawakan buku-buku itu ke kantor guru. Biasanya sih itu tugas Henri selaku ketua kelas. Tapi berhubung Henri tak masuk, jadi Ella yang menggantikan selaku sekretaris kelas.

Netra Ella menangkap keberadaan Satya dan dua temannya didepan sana, mereka berjalan kearahnya. Ella sedikit bergeser ke tepi untuk memberikan jalan untuk tiga member BSMAJ squad itu.

"Eh, itu Ella Sat." Bisik Duta.

Satya tak merespon, ia masih setia dengan ekspresi datarnya berjalan tanpa menoleh.

"Ehh, dilewatin nih?" heran Mahesa.

Lagi-lagi tak ada respon.

.
.
.

"Kenapa lagi? Bukannya kemarin lo sama dia jalan? Kok malah kaya nggak kenal sama sekali tadi?" tanya Mahesa kepo.

"Jangan dibahas."

"Ck, ada masalah apa lagi sih Sat?" Duta ikut bertanya.

Satya menghela nafas, memiliki teman super duper kepo memang sangat menyebalkan.

"Dia mau gue jauhin dia."

"Awalnya kan juga gitu, tapi lo masih berusaha deketin. Kok sekarang nggak lagi?"

"Katanya gue sama dia beda jalan, beda penerbangan."

"Lahh, kok malah jadi bahas jalan sama penerbangan anjir? Apa hubungannya coba?" Celetuk Mahesa.

"Maksudnya dia bilang mereka beda tujuan goblok. Rencananya kedepan beda sama Satya. Lemot banget sihh," tukas Duta.

"Ooo, jadi makanya dia mau lo jauhin dia biar rencananya kedepan yang dia susun nggak terganggu, gitu?"

"Mungkin," balas Satya.

"Tapi kayanya nggak deh, orang kaya Ella gue nggak yakin mikirnya gitu. Atau mungkin, dia mikirin soal masa depan lo kali. Dia takut, keberadaannya entar malah jadi penghambat lo buat maju. Secara lo satu-satunya harapan emak bapak lo Sat." Ujar Duta.

Satya menimbang-nimbang ucapan Duta itu.

"Yang Duta bilang masuk akal. Ella mikir soal lo Sat, kan lo kedepannya yang mau jadi penerus perusahaan papa lo. Dan sekolah ini juga, lo yang bakal jadi pimpinannya." Tambah Mahesa.

"Jadi gue harus gimana?" tanya Satya menatap dua sahabatnya itu bergantian.

"Yang pasti sih, tetap pertahanin dia. Karena yang gue liat, kalian sangat cocok dan saling mencintai." Ucap Duta memberikan pendapat.

Satya menatap Mahesa menunggu pendapat cowok itu.

"Sama, pertahanin. Tapi, kayanya kalau lo tetap kekeuh buat dapatin dia balik saat ini. Dia bakal mundur lebih jauh lagi. Jadi, mungkin lo bisa tunggu beberapa waktu."

"Sampe kapan anjir, sampe dia diembat cowok lain?" debat Duta.

"Kalau benar Ella lakuin itu semua demi Satya, berarti itu tandanya dia benar-benar cinta sama Satya dong. Jadi, tentu dia nggak bakal cari orang lain." Tutur Mahesa.

"Kalau emang benar dia lakuin itu semua demi dirinya sendiri, terus ninggalin gue dan cari yang lain gimana?" tanya Satya.

Mahesa dan Duta menatap Satya jengah.

"Yaa lo cari yang lain juga! Masa lo nungguin dia sampe jadi janda. Kan nggak elit."

"Tapi kan gue maunya dia."

SATYA ✓ Where stories live. Discover now