~ 19 ~

10.2K 467 16
                                    

Ini double up nya😇

Banyakin coment dong🌚

Eh salah emoji 🌝😆





🔥🔥🔥🔥🔥






Erika terdiam dengan hati yang hancur. Bibirnya mengatup tak kuat dan tak tahu harus berkata apa.

"Maafin Ella ma," lirih Ella memeluk kaki Erika menumpahkan tangisnya.

Erika masih diam, hingga...

Plakk...

Bukan Erika, tapi Indah yang menampar pipi Ella. Dengan emosi yang menggebu, Indah menatap Ella nyalang.

"Gadis bodoh!" bentaknya.

Air mata Erika tumpah, ia tak sekuat itu hingga tak menangis setelah mengetahui perbuatan yang telah putrinya itu lakukan. Ia merasa malu pada dirinya. Ia telah gagal menjadi orangtua untuk Ella.

Indah mencengkram pipi Ella kuat, "Apa yang ada diotakmu dek!"

"Hiks, maaf. Ella salah, hiks. Maafin Ella,"

"Ahk, sialan." Umpat Indah melepaskan cengkeramannya pada wajah sang adik. Ia beralih menatap Satya yang duduk di sofa sambil menunduk.

"Dan lo," tunjuk Indah pada Satya. "Pergi dari sini, sebelum gue kehabisan akal!"

"Tidak kak, saya tak akan bisa pergi begitu saja. Saya akan bertangg--"

"Memang kamu harus bertanggungjawab bajingan. Sekarang pergi! Sebelum gue seret lo ke kantor polisi."

"Tapi--"

"Gue bilang pergi ya PERGI!"

Satya dengan berat hati bangkit dari duduknya. Lalu pergi keluar dari rumah tersebut.

Indah mendudukkan dirinya lemas. Mencoba menenangkan diri walau itu adalah hal yang sia-sia. Jantungnya masih bergemuruh didalam sana. Betapa tidak, saat ia tengah dalam perjalanan pulang tiba-tiba mendapat telfon dari sang mama dengan tangis tertahan berkata, 'Ella...' hanya itu lalu menutup telfon. Indah langsung kalang kabut tentunya. Buru-buru kembali ke rumah.

Dan saat ia tiba di rumah, terdapat sang mama yang duduk di ruang tamu bersama Ella dan Satya.

Tak ingin menunggu lama lantas Indah bertanya apa yang terjadi, Satya pun menjelaskan secara rinci. Emosinya meluap hingga tanpa sadar menampar pipi Ella.

"Orangtuanya sudah tahu?" tanya Indah.

Ella mengangguk pelan. Ia masih duduk di lantai sambil memeluk kaki Erika.

"Apa kata mereka?"

"Satya bilang kami akan menikah. Dan papanya bertanya apa kami serius atau tidak. Satya bilang iya."

"Dan lo?"

Ella diam.

"Gimana sekolah mu dek? Masa depanmu masih panjang, kenapa lo harus buat masalah gini sih?"

Ella masih tetap diam.

"Ella sebenarnya nggak setuju dengan pernikahan itu. Tapi..."

"Tapi apa?! Dia sudah berbuat diluar batas kepadamu, dan kamu ingin melepaskannya begitu saja?!" Bentak Erika tiba-tiba.

Ella menunduk dalam.

"Kalian menikahlah, lakukan apapun yang ingin kalian lakukan. Bukankah saat melakukan hal itu kalian tak memikirkan perasaan orangtua kalian setelahnya? Jadi berbuatlah sesuka kalian mulai dari sekarang. Saya takkan ikut campur lagi." Tukas Erika lalu beranjak pergi dari sana.

SATYA ✓ Where stories live. Discover now