~ 05 ~

24.2K 866 65
                                    

COMENT SEBANYAK-BANYAKNYA 🔥


🔥🔥🔥🔥🔥



Satya benar-benar merasa senang. Setelah tadi mengantar Ella pulang, ia pun langsung menuju rumah karena udah mau sore juga.

Kini Satya tengah duduk bersandar ke kepala ranjang. Mencoba menghubungi Ella untuk sekedar menyapa gadisnya itu.

Panggilan pertama tak diangkat,

Panggilan kedua…

"Halo, maaf siapa ya?"

Senyum Satya terukir.
"Aku rindu suaramu."

"Maaf, ini siapa?"


Satya ganti dengan panggilan video, untungnya diangkat.

Ella terlihat terkejut, Satya tersenyum manis kearah layar handphone.

"Malam," sapa Satya.

"Entah mengapa aku merindukanmu. Walau baru beberapa jam berpisah," imbuh Satya.

Ella hanya diam, tak tahu harus berkata apa.

"Kenapa cemberut gitu? senyum dong," pinta Satya.

Ella tak berniat menyanggupi.

"Senyum," tangkas Satya penuh penekanan.

Senyum terpaksa, itupun rasanya benar-benar sangat berat Ella tampilkan.

Satya tersenyum puas, "Besok aku jemput, bilang ke ibu."

"Tapi--"


"Tak ada penolakan. Aku tutup, istirahatlah."

Tutttt

Satya melempar handphonenya sembarang arah. Pandangannya tertuju pada sesuatu dibawah sana yang sudah terasa pengap dan mengeras.

"Ahkk, sialan." Umpat Satya yang lagi-lagi dibuat turn on oleh senyuman Ella.

"Bagaimana bisa hanya dengan senyuman? Tapi, saat bercumbu dengannya tidak sampai seperti ini? Aneh."

Satya beranjak dari tempat tidur, menuju kamar mandi. 





🔥🔥🔥🔥🔥




Ella mati-matian mencari alasan agar ia berangkat bersama Satya. Dan pada akhirnya sang mama memperbolehkan.

Erika sudah berangkat duluan, tinggallah Ella yang masih menunggu Satya datang.

Suara deru motor berhenti tepat dihalaman rumah. Tak lama tampak Satya berdiri di ambang pintu dengan senyum andalannya.

"Ibu mana?" tanyanya.

"Udah berangkat duluan," jawab Ella yang sibuk mengenakan sepatu.

Satya berjalan masuk, berdiri dihadapan Ella menatapnya lekat.

Cup

"Morning kiss." 

Ella belum terbiasa dengan serangan tiba-tiba seperti ini. Hal itu masih terus membuat tubuhnya tegang.

"Sekali lagi."

Cup,

Kali ini dengan lumatan singkat.

"Benar-benar membuatku candu," ucap Satya.

Pipi Ella memerah mendengarnya.

Ella berdiri dari duduknya, sedikit menyibak rambutnya kebelakang lalu menggendong tas berwarna biru miliknya.

SATYA ✓ Kde žijí příběhy. Začni objevovat