~ 22 ~

8.7K 422 43
                                    

Part ini lumayan panjang, siapin jari buat scroll 😆



🔥🔥🔥🔥🔥






Satu bulan berlalu...

"Sarapan dulu sayang!"

"Tidak ma, kita sudah terlambat." Tolak Ella sedangkan Satya sudah duluan keluar. "Bye ma!" Seru Ella melambaikan tangan.

"Semangat ujiannya!" sahut Kathrine juga melambaikan tangan.

Tak ada sahutan.

Di hari pertama ujian, keduanya terlambat bangun karena semalam belajar hingga larut. Padahal Ella sudah memasang alarm, tapi ia tak mendengarnya pagi tadi.

Mobil melaju dengan kecepatan diatas rata-rata. Bukan atas keinginan Satya, tapi karena sang istri yang terus menyuruhnya lebih cepat mengemudikan mobil.

"Tenanglah, kita takkan terlambat. Lagian, terlambat pun paling cuman 10 menitan."

"10 menit tetap saja berharga. Di 10 menit itu aku sudah bisa menjawab 3 soal esai." Debat Ella.

"Baiklah, baiklah." Satya mengalah.

.
.
.

"Semangat," Satya mengecup singkat kening Ella membuat wanita itu melayangkan cubitan di pinggang.

"Ini di lingkungan sekolah, jangan cium-cium ihh." Peringatnya.

"Hehe, maaf. Masuklah,"

Ella mengangguk, lalu berjalan masuk kedalam kelasnya.




🔥🔥🔥🔥🔥



Jam istirahat Ella dan Satya manfaatkan untuk mengisi perut.

"Kok nggak dimakan?" tanya Satya melihat Ella yang hanya mengaduk-aduk makanannya.

"Nggak selera," tolaknya.

"Tadi kamu nggak sarapan loh sayang, jadi makan ya."

Ella menggeleng.

Satya berdecak, lalu mengambil alih sendok dan hendak menyuapi Ella. "Aaa..."

Dengan terpaksa Ella membuka mulutnya, dan dengan malas mengunyah makanan itu.

"Hummh, ini sangat tak enak. Rasanya aneh, huek..." Ella memuntahkan makanan itu keatas piring.

"Hey, kok dimuntahin?"

"Rasanya aneh, huek..." Ella kembali mual, Satya dengan sigap memberikan minum untuk Ella.

Wanita itu meneguknya, "Perutku terasa nggak enak," Ella menutup mulutnya saat rasa mual kembali menyerang. Berlari cepat menuju toilet yang ada didekat kantin.

Memuntahkan cairan bening karena perut Ella masih kosong tak ada makanan yang masuk sejak tadi.

"Ahkk, menyebalkan." Umpatnya tiba-tiba.

Ella melap wajahnya dengan tissu lalu keluar dari toilet. Satya sudah setia berdiri didepan pintu toilet dengan wajah cemas.

"Ayo kita pulang saja," ajak Satya.

"Hah? Tapi ujiannya belum selesai."

"Itu bisa diurus nanti, sekarang kita pulang."

"Hmm, tapi--"

"Kita pulang, kesehatanmu lebih utama."



🔥🔥🔥🔥🔥




SATYA ✓ Où les histoires vivent. Découvrez maintenant