~ 31 ~

4.4K 296 18
                                    

Malam ☺️




🔥🔥🔥🔥🔥




Liburan telah berakhir, sekolah kembali dibuka untuk semester genap.

Ella hendak keluar dari mobil namun berhenti saat seorang gadis menghampiri mobil, lebih tepatnya pintu kemudi.

"Kok--" Ella menatap Satya yang terlihat memasang wajah jengah.

"Sepertinya dia pindah sekolah kemari," ujar Satya.

"Ck, dasar wanita gatel." Cibir Ella lalu turun dari mobil menghampiri Vivi yang terlihat terkejut melihat kehadirannya.

"Eh, kakak sekolah disini juga?" tanya Vivi.

"Iya," jawab Ella seadanya.

Satya turun dari mobil, menatap gadis didepannya malas.

"Hai Kak Satya," sapanya manis.
Ella merasa mual melihatnya.

"Aku duluan," Ella melenggang pergi meninggalkan keduanya.

"Kak, boleh minta tolong. Anterin ke kantor guru, aku nggak tau letaknya dimana."

"Lo goblok apa gimana? Lo bisa tanya ke satpam atau orang lain kan." Tukas Satya. "Minggir," Satya sedikit menyenggol Vivi untuk menyingkir dari jalannya.

"Kak Satya!"


🔥🔥🔥🔥🔥



"Udah sembuh?"

"Belum terlalu."

"Terus kok lo sekolah?"

"Bosan banget anjir di kamar terus, sendirian nggak ada yang nemenin. Hufhh, sial banget hidup gue." Keluh Mahesa.

"Nikah sono, biar ada terus yang nemenin." Suruh Duta.

"Sama siapa? Emang menurut lo nikah semudah kawinan kucing."

"Kan kata lo, ada cewek yang lo demen. Kok sampe sekarang nggak ada pergerakan sama sekali?"

"Udah punya pacar dianya, ogah gue mau rebut punya orang." Mahesa menyandarkan tubuhnya pada kepala sofa yang ada di rooftop itu.

Elit bat emang nih sekolah, ya nggak sih?

"Oh ya, kok lo disini? Emang Ella dimana?" tanya Mahesa pada Satya.

"Dikelasnya," jawab Satya acuh.

"Nggak biasanya, lagi ngambek?"

"Kayanya."

"Ada apa? Udah lama dia nggak pernah ngambek ke lo. Apa penyebabnya?"

"Murid baru kelas XI."

"Oooo... Cemburu tohh." Kompak Duta dan Mahesa.

"Tuh cewek calon jalang deh kayanya, gatel banget gue perhatiin.Tapi lumayan cantik sih, cocok deh." Ujar Mahesa.

"Cocok apa?" tanya Duta pura-pura nggak konek.

"Cocok jadi jalang lahh, wkwkw."  Mahesa dan Duta tertawa ngakak. Dasar.

"Heh, tuh mulut. Mangkanya pala lo sampe bocor gitu. Mulut lo nggak ada remnya sih." Cibir Jay akhirnya angkat suara setelah sejak tadi hanya diam.

"Ck, apa hubungannya coba." Debat Mahesa tak mau disalahkan.

Memang kepala Mahesa ada mendapatkan jahitan karena kecelakaan waktu itu. Sehingga dengan terpaksa rambutnya dicukur sedikit. Jadi kini ia selalu mengenakan topi untuk menutupinya.

SATYA ✓ Hikayelerin yaşadığı yer. Şimdi keşfedin