~ 44 ~

3.7K 268 81
                                    




🔥🔥🔥🔥🔥



|Jacks0n_
'sorry for just replying to your message. I've been busy all day, i'm sorry.'

'tonight i've time, want to meet?'

Jackson hendak keluar dari room chat nya dengan Vivi, namun matanya langsung menangkap kata 'typing...' pada sisi atas layar.

"Garcep banget," monolog Jackson.

Ting!

|Vi_Vi
'ishh, sucks.
Well i forgive you for this time.'

'Hmm okay. where we meet? previous place?'

|Jacks0n_
'it's up to you, dear.'

"Gue bakal dengar pengakuan dari lo secara langsung bitch." Jackson menatap botol kecil yang ia genggam dengan senyum miring.


🔥🔥🔥🔥🔥


"Ahkkk...hmpp...gime me... Ouhh baby... Please..." Vivi sudah kasak-kusuk sendirian di tepi ranjang. Tangannya memelintir putingnya sendiri untuk menyalurkan gejolak yang ia rasakan.

Obat perangsang yang Jackson berikan cukup mantap. Yaiyalah, lowong dia memberikan lebih banyak dari dosis yang dianjurkan.

Keringat Vivi sudah bercucuran, rambutnya berantakan. Jangan tanyakan bajunya apa masih utuh atau tidak. Wanita itu sudah menanggalkan dress mini yang tadi ia kenakan. Hingga kini ia hanya mengenakan dalaman saja.

Sprei yang Vivi duduki sudah basah karena cairan wanita itu. Bahkan Vivi menggesek kewanitaannya pada sudut ranjang dengan kepala yang mendongak keatas dan mulut yang terus mengeluarkan desahan.

Jackson beberapa kali dibuat mengumpat akan pemandangan didepannya. Tapi untungnya ia masih bisa menahan nafsu birahinya. Tugas awalnya harus terselesaikan terlebih dahulu, baru setelah itu...

Ekhmm...

Jackson menarik kursi dan duduk disebelah Vivi yang masih sibuk dengan kegiatan solonya.

"Jackhhh... Please, give me something more."

Jackson menyeringai, "Jawab dulu pertanyaanku."

"Hei, jadi kamu--uhhhh...yahhhk baby..."

"Jawab pertanyaan gue dan akan gue kasih yang lebih dari itu." Ucap Jackson menjauhkan tangannya yang tadi sempat meremas payudara Vivi.

"Pertanyaan apahh?"

"Lo dan Jay udah nikah?"

Vivi berhenti memelintir putingnya, menatap Jackson terkejut. "Kamu memeriksa handphone ku?!"

"Jawab aku!"

"Aaahhhhhkkk," Vivi berteriak saat Jackson dengan tiba-tiba memasukkan jarinya ke lubang kemaluan Vivi. Bergerak perlahan disana, sengaja agar membuat wanita didepannya nikmat dan lebih memohon untuk meminta lebih.

"Ahk, shhh... Yahhh..."

"Apa Jay tak memberikan ini ke lo sampe lo cari pria lain?" kekeh Jackson yang masih memainkan liang Vivi dengan jarinya.

"Dia tak selihai kamu Jackhhhh..."

Jackson menarik tangannya dari sana membuat Vivi menatapnya dengan tatapan memohon.

SATYA ✓ Where stories live. Discover now