Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
SATYAGAMALIEL BENEDICT
🔥🔥🔥🔥🔥
Pagi yang sangat monoton, tak ada sesuatu yang spesial seperti hari-hari sebelumnya. Setelah sarapan langsung tancap gas ke sekolah. Sampai di sekolah, nongki bentar di kelas. Merasa bosan, ganti tempat nongki ke rooftop. Setelah bel pulang berbunyi, kembali ke rumah untuk sekedar mandi dan ganti baju. Lalu kembali tancap gas menuju tempat nongkrong bareng teman-temannya. Selalu begitu tiap harinya. Benar-benar membosankan.
Apakah tidak ada acara bersama orangtua, atau acara keluarga???
Ohh, keluarga? Ya, Satya punya. Tapi hanya didalam kertas berwarna biru yang memiliki beberapa kolom.
Nyatanya. Yaa... Ia seperti anak yatim piatu.
Sang ayah sibuk dengan perusahaannya. Sang mama sibuk dengan berbagai kegiatan kemanusiaannya. So, tak ada waktu untuk mengurusi kehidupan anak.
Kan ada pengasuh sama ART🙄
Satya tak ambil pusing, lagian mereka tak mengurusinya pun hidupnya tetap berlanjut. Sans😑
🔥🔥🔥🔥🔥
"Ella, cepetan nak."
"Iya ma! Bentar!" sahut Ella dari dalam kamar.
Ella terus berusaha mencari barang yang entah kemana ia letakkan sebelumnya. "Ah, cari nanti aja deh."
Dengan cepat ia keluar menghampiri sang mama, untuk berangkat bersama ke sekolah. Tapi dengan tujuan berbeda. Ia untuk belajar, sedang sang mama untuk mengajar.
. . .
Ella duduk di kursinya, terus fokus pada buku yang sang kakak belikan beberapa hari lalu.
"Itu buku apa? Kayanya menarik, boleh pinjem nggak?"
Ella mendongak menatap cowok berkaca mata yang duduk didepannya itu.
Ella tersenyum tipis, "Boleh, ini." Ella memberikan buku tersebut pada Henry. Teman sekelasnya sekaligus rangking pertama dikelas XII Mipa 2.
Cowok itu terlarut dalam aktifitas bacanya. Ekspresi serius yang mampu membuat Ella tersenyum tipis melihatnya.
