~ 40 ~

4.1K 264 25
                                    


🔥🔥🔥🔥🔥



Ella menatap malas Satya yang duduk diatas motor milik Ella yang masih terparkir di parkiran.

"Minggir, gue mau pulang." Ketus Ella.

Satya tetap diam, duduk anteng diatas jok motor.

Ella mendengus, lalu berbalik pergi dari sana.

"Mau kemana?!" tanya Satya setengah berteriak. Yang tentunya tak ada sahutan dari Ella.

Satya turun dari atas motor, mengejar langkah Ella.

Kaki Ella melangkah pelan melewati koridor yang sudah mulai sepi. Satya masih setia mengikuti dari belakang. Dan sepertinya wanita didepannya tidak menyadari itu.

Tapi...

"Gue benci sama lo, dan tambah benci tau nggak!"

Heh?

Sontak Satya langsung berhenti melangkah.

"Jadi jangan muncul lagi didepan gue! Gue muak liat muka lo!"

Ella berbalik, terlihat matanya memerah menahan tangis.

"Tolong... Tolong berhenti!"

Kelopak mata Ella tak sanggup lagi menampung air mata sehingga cairan itu sudah turun membasahi pipinya.

"Ella," lirih Satya pelan.

"Gue memang bodoh, harusnya saat itu gue nggak setuju buat nikah sama lo. Gue bodoh karena berfikir hidup gue hancur setelah kehormatan gue lo ambil. Gue nggak berfikir panjang, jika tanpa itu pun gue masih bisa hidup seperti manusia pada umumnya. Bahkan banyak diluar sana yang nggak perawan, tapi hidupnya baik-baik saja." Ella melap pipinya dengan punggung tangannya kasar.

"Dan anak itu, syukurlah dia tak lahir ke dunia ini. Setidaknya dia tak perlu menahan malu karena perbuatan bodoh orangtuanya. Setidaknya dia nggak perlu merasa bersalah karena kehadirannya impian mamanya ini harus dibuang jauh-jauh. Dan dia nggak perlu malu karena punya ayah brengsek kaya lo."

"Ella!" tegur Satya.

"Apa?! Mulai sekarang jangan ganggu hidupku lagi. Sudah cukup lo menorehkan banyak bekas luka. Gue mau hidup bebas." Ella melangkah maju. Hingga ia berhenti disebelah Satya.

"Bukannya lo juga ingin hidup bebas kembali? Dengan para jalang-jalang cantik itu. Dan oh ya, gue lupa bilang ini sebelumnya. Jay benar-benar sial berteman dengan lo. Hidupnya jadi hancur akibat sikap setia kawannya ke lo."

Satya menatap geram Ella yang sudah melangkah pergi. Tangannya terkepal kuat. "Sekarang gue tau akar permasalahannya." Ucapnya dalam hati.



🔥🔥🔥🔥🔥


"Sayang kamu mau kemana?" tanya Kathrine heran dengan sang putra yang menggendong tas hitam dan menggenggam pasport ditangannya.

"Ke Seattle."

"Washington? Ngapain kamu kesana?"

"Ketemu seseorang."

"Kamu kapan pulangnya? Jangan lama-lama. Dan sama siapa?"

"Satya berangkat."

Satya berlalu pergi menuju pintu depan. Kathrine mengekori dari belakang.

"Mama temenin ya."

"Nggak usah ma, mama dirumah aja. Lusa Satya udah pulang kok."

Satya memasuki mobil, kaca mobil turun dan Satya menampilkan senyumannya pada sang mama. "Mama jangan khawatir, Satya cuman mau meluruskan kesalahpahaman saja. Biar menantu mama kembali ke rumah."

SATYA ✓ Where stories live. Discover now