~ 24 ~

6.6K 376 66
                                    

Tiga orang yang vote pertama aku tag di part selanjutnya. Gimana? Setuju?


🔥🔥🔥🔥🔥


"Kata mamaku, mama Kathrine kemarin datang ke rumah."

Satya yang tadinya fokus dengan handphone, lantas langsung menatap Ella yang berbaring disebelahnya.

"Ngapain?"

"Bicarain soal kita."

"Terus?"

"Ya, mamaku hanya jawab acuh saat itu."

"Owh."

"Hm, kenapa mama Kathrine sering keluar kota? Apa sebelumnya juga seperti itu?"

Satya meletakkan handphonenya diatas nakas, lalu membetulkan posisinya menjadi berbaring.

"Ya, tapi lebih parah dua tahun terakhir."

"Jadi kamu hanya tinggal sendiri?"

Satya mengangguk. "So, please don't do things like that. Cukup aku yang bekerja mencari uang untuk kebutuhan keluarga kita. Kamu hanya perlu menjadi istri dan ibu yang baik untuk anak kita kelak."

Ella terdiam sejenak. "Bagaimana dengan impianku? Impian awalku adalah menjadi wanita karir." Ingin rasanya Ella berucap seperti itu. Tapi, ia urungkan. Biarlah mimpi itu menjadi angan-angan saja. Karena ia tahu, Satya berkata seperti itu agar anak mereka kelak tak merasakan bagaimana rasanya tumbuh sendiri tanpa ada dampingan orangtua seperti layaknya yang Satya alami.

Ella tersenyum tipis, lalu memeluk Satya seperti guling. "Tentu, aku akan jadi istri yang berbakti untuk suamiku ini."

"Hm, berbakti ya? Kalau begitu, turuti apa yang ku mau." Satya menatap Ella sambil menggerlingkan matanya menggoda.

Ella yang mengerti dengan maksud suaminya itu lantas memukul dada Satya pelan. "Yakk! besok ujian. Kita tak boleh bangun terlambat."

"Tidak akan, aku sudah memasang alarm." Satya sedikit menggeser tubuhnya kebawah hingga wajah keduanya kini bertatapan. Masih tak bergerak, karena menunggu izin dari sang pemilik.

"Baiklah, ta--"

Belum sempat Ella menyelesaikan ucapannya, bibir ranum itu sudah dilahap lembut oleh Satya. Ciuman memabukkan yang sangat candu bagi Satya. Tangan kekar Satya mengelus pipi Ella lembut. Lalu tangannya beralih membuka satu persatu kancing piyama yang Ella kenakan. Dan permainan pun dilanjutkan...💋🍑


🔥🔥🔥🔥🔥


"Kan sudah kubilang, kamu sih." Omel Ella yang buru-buru meneguk susu yang Bi Tuti hidangkan di meja makan.

"Tenanglah, kita takkan terlambat. Makan pelan-pelan saja."

"Kalau terlambat awas aja, nggak aku kasih jatah satu bulan." Ancam Ella. Mata Satya membulat, lalu langsung meneguk kandas air pada gelasnya lalu menggendong tasnya dan milik Ella yang tadi diletakkan diatas kursi meja makan yang kosong.

"Ayo," ajaknya.

"Pelan-pelan aja makanannya," sindir Ella.

Satya merebut piring berisi nasi goreng yang tinggal sedikit. Lalu meletakkannya agak jauhan dan ia pun langsung menggendong tubuh Ella membuat gadis itu meronta.

"Turunin!"

"Biar cepat." Satya berjalan membawa Ella dengan langkah lebar. Bi Tuti yang melihat itu hanya bisa tersenyum iri.

Author yang nulis aja iri😰



🔥🔥🔥🔥🔥



SATYA ✓ Where stories live. Discover now